Desa Sumberdem berada di wilayah Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Konon nama Sumberdem di ambil dari bahasa jawa yang terdiri dari dua kata yaitu Sumber dan Dem (adem) yang bermakna sumber mata air yang dingin.Â
Di wilayah Sumberdem terdapat banyak sumber mata air yang dingin, terutama empat sumber mata air besar. Sumber mata air ini terus mengalir, tak pernah kering sepanjang musim. Termasuk musim kemarau. Desa Sumberdem berbatasan dengan Desa Wonosari di sebelah utara, Desa Sumber Tempur di sebelah timur, Desa Jambuwer di sebelah selatan, Desa Ampelgading di sebelah barat. Andeman terletak di lereng Gunung Kawi.
Saat ini masyarakat Desa Sumberdem tengah aktif menggerakkan potensi wisata berbasis kopi. Melalui konsep agrowisata, khusus perkebunan kopi, wisatawan diajak menilik semua proses produksi kopi mulai menanam, merawat, panen kopi, sampai pengolahan biji kopi. Semua proses dikerjakan secara tradisional, warisan turun temurun leluhur.
Hasil analisis situasi yang dilakukan oleh team KKN TEMATIK S1 TEKNIK MESIN UM 2020,berdasarkan keterangan dari para koordinator pengembang Kampoeng Kopi, minim sekali alat untuk penyajian kopi padahal memperkirakan kebutuhan kopi kedepannya maka perlu dibuat alat penyaji kopi yang menyatukan 2 sistem yaitu mesin ekspreso dan mesin kopi moka pot.
Perpaduan alat yang dibuat yaitu alat penyaji kopi Mokapot dan Espresso. Moka pot adalah salah satu alat seduh espresso non machine, dimana bubuk kopi yang ditaruh diantara tabung atas dan tabung bawah, dialirkan oleh air yang mendidih dari bagian bawah ke atas, hasilnya akan menjadi kopi yang strong/kental, karena perbandingan air yang lebih sedikit dari kopi hitam.
Tampilan moka pot yang vintage terlihat menawan jika di taruh di salah satu sudut rumah, rasa kopinya juga mantap jika dibuat dengan moka pot. Prinsip kerja Moka Pot mengekstraksi material yang dapat larut pada kopi dengan bersandar pada tekanan air, tingkat kasar-halus bubuk kopi dan proses tamping atau penekanan-pemerataan bubuk kopi menjadi penting untuk diperhatikan dengan saksama.
Semakin halus bubuk kopi dan semakin terpadatkan dengan cara di-tamping, maka dibutuhkan tekanan yang besar untuk dapat menghasilkan ekstraksi yang baik.Dan, untuk dapat mencapai tekanan 9 atm seperti mesin espresso kurang lebih temperatur air harus mencapai 170 sampai 180 derajat. Tingkat temperatur tersebut tidak dimungkinkan dicapai pada Moka Pot, selain untuk mencegah hasil kopi yang pahitnya tidak menyenangkan, juga soal keselamatan. Itulah mengapa di Moka Pot terdapat katup atau valve yang bisa mengontrol tekanan yang membahayakan.
Temperatur yang dicapai Moka Pot itu maksimal 110 derajat, maka sangat dianjurkan untuk menggunakan bubuk kopi dalam skala kasar, tidak halus, dan tidak di-tamping. Karena, untuk dapat mencapai tekanan yang dibutuhkan untuk mengekstraksi bubuk kopi yang halus, temperatur yang dibutuhkan itu di atas 110 derajat.Â
Temperatur di bawah 110 derajat itulah yang menyebabkan substansi-substansi yang tak-larut menjadi ikut terekstraksikan sehingga itu meninggalkan rasa pahit yang berlebih, atau kadang sering disebut sebagai burnt.Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Moka Pot itu untuk bisa menghasilkan ekstraksi yang baik adalah dengan cara mengalir (flowing), bukan merendam (immersion).
tahap awal pembuatan alat penyaji kopi ini dimulai dari desain.Â