Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Rating App detikcom Hanya 1.1, Ada Apa?

16 Juni 2020   21:03 Diperbarui: 16 Juni 2020   20:52 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari tekno.kompas.com 

Pada awal Juni, rata-rata rating aplikasi detikcom di playstore masih 3.0. Saat itu jumlah rating bintang 5 dan bintang 1 masih sama kuat, sehingga membuahkan rata-rata rating tersebut. Tapi rupanya 3.0 bukan titik terendah rating app penyedia berita ini. Rating jelek dari pengguna terus berdatangan sehingga jika mengamati performa app saat ini, rating-nya sudah menyentuh 1.1.

Artinya pengguna yang memberi rating bintang satu jumlahnya sudah jauh lebih besar dari rating lainnya.

Apa yang terjadi? 

Jika melihat sejumlah review atau ulasan dari para pemberi rating, masalah utama pada portal berita detik.com adalah masalah clickbait dan misleading. Judul berita ampuh memancing klik pembaca, tetapi setelah dibaca isi beritanya ternyata biasa-biasa saja. Sayangnya, judul berita yang clickbait atau misleading ini sering jadi bahan gorengan yang bisa menimbulkan "keriuhan" di tengah masyarakat.

tangkap layar rating detikcom pada tanggal 1 Juni. Gambar dokpri 
tangkap layar rating detikcom pada tanggal 1 Juni. Gambar dokpri 

tangkap layar rating detikcom pada tanggal 14 Juni. Gambar: dokpri
tangkap layar rating detikcom pada tanggal 14 Juni. Gambar: dokpri

Untuk hal ini, ada contoh kecil yang bisa kita lihat kembali. Mungkin pembaca masih ingat berita tentang Jokowi dan pembukaan mal pada akhir bulan Mei yang diturunkan detik.com. 

Pada berita yang diturunkan paling pertama, judul beritanya seperti ini "Jokowi Pimpin Pembukaan Sejumlah Mal di Bekasi Siang Ini di Tengah Pandemi." 

Judul berita ini kemudian diralat menjadi "Pemkot: Jokowi Siang Ini ke Bekasi, Dalam Rangka Pembukaan Mal", setelah itu diralat lagi menjadi "Pemkot Bekasi Luruskan soal Kunjungan Jokowi: Cek Persiapan New Normal." Jadi dalam satu hari, terjadi dua kali ralat judul berita.

Judul berita yang paling pertama itu rentan untuk menjadi bahan gorengan pihak-pihak yang selama ini getol mencari-cari kesalahan Jokowi. Apalagi banyak warganet yang hanya suka membaca judul lalu menyimpulkan sendiri. Kalau mereka kemudian mengikuti ralat judul berita mungkin jadi paham kejadian yang sebenarnya. Tapi bagaimana dengan yang tidak mengikuti lagi ralat judul beritanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun