Kalau hidup hanya untuk mencapai dan mendapatkan, kita baru akan tersadar waktu akan habis tanpa pernah bisa memberi.
Seorang lelaki berusia 40an tahun berbisik kepada saya, tentang usia nya yang semakin mendekati pensiun.
Bahwa hidup setelah sekian lama menjadi seorang petugas keamanan, harus mencari pekerjaan lain, pekerjaan baru, karena pekerjaan yang dilakoni nya setelah sekian lama tersebut dirasa tidak cocok lagi.
Pak, tolong dong kalau ada lowongan untuk menjadi driver, saya siap.
Saat itu saya tersadar, di usia saya yang sebentar lagi kepala tiga, apa saya akan menjadi seperti beilau. apa yang sudah bisa saya berikan kepada lingkungan terdekat saya.
Saya juga sempat menjadi saksi hidup, paman saya yang pernah bekerja keras demi menghidupi anak-anaknya, tapi kini sedang terbujur kaku di pusara liang lahat, tanpa dunia pernah bisa punya waktu untuk mengabadikan namanya.
Waktu begitu terasa sangat singkat.
Bagi tiap-tiap orang, 24 jam sangat berbeda.
Tapi cara untuk menghabiskan 24 jam tersebut, setiap manusia bisa memilih, kegiatan apa yang hendak dihabiskan untuk melewati waktu tersebut. Apakah 24 jam tersebut lebih banyak digunakan untuk mendapatkan atau memberi.
Saat saya tersadar, bahwa harta-harta yang kita dapatkan, ternyata jauh lebih kecil dibanding oksigen-Sumber daya tak terbatas yang disediakan Allah untuk kita hirup.
 Arti nya hidup ini pemberian. Maka memberi, adalah cara terbaik meninggalkan jejak.
Ternyata, saya benar-benar lupa untuk menikmati waktu yang terlewati.