Sebagai samurai, ia diterjunkan dalam berbagai perang untuk menghancurkan lawan-lawan Nobunaga. Para samurai dari klan-klan yang lain mulai sering bertemu dengan samurai keling itu.
Pilihan Nobunaga tidak salah. Terbukti, setelah dilatih, Yasuke menunjukkan kejeniusannya dalam bertarung. Kekuatan dan keganasannya ditakuti oleh para lawan. Teror menyebar ke seluruh Jepang.
Ia pun menjadi samurai kesayangan Nobunaga dan diundang makan oleh para daimyo. Ia sering berkuda mendampingi tuannya memperlihatkan daerah-daerah yang baru direbutnya.Â
Namanya semakin berkibar. Banyak yang mengidolakan, tetapi banyak juga yang iri; juga terhadap Nobunaga.
Pada tahun 1582, Nobunaga diserang oleh pasukan Akechi Mitsuhide. Yasuke bertempur habis-habisan membela tuannya. Ia gagal. Kalah, Nobunaga mengakhiri hidupnya dengan seppuku di Kuil Honno-Ji.
Yasuke berpikir cepat. Ia lari ke kastil Azuchi dan menyelamatkan putra Nobunaga. Sayang, sang penerus tahta akhirnya bunuh diri ketika Mitsuhide kembali menyerang.
Menurut aturan Bushido, Yasuke juga harus melakukan seppuku mengikuti tuannya. Anehnya, Mitsuhide mengampuninya. Mungkin karena rasa hormatnya atas reputasi samurai itu.
Sebagai gantinya, ia memerintahkan sang Afro-samurai kembali kepada para misionaris Yesuit di Kyoto. Yasuke pun menyerahkan pedangnya.
Tidak ada yang tahu bagaimana nasibnya setelah itu. Tidak ada catatan tentang perjalanan selanjutnya bersama para misionaris.
Begitupun, reputasi sang samurai keling terus bertahan hingga abad 21. Sepak terjangnya menginspirasi sebuah film animasi berjudul Afro-Samurai, dengan Samuel L. Jackson sebagai pengisi suara.