Waspada KLB HIV/AIDS di Asmat, Uskup Agats Terbitkan Seruan Gerakan Penanggulangan Bersama

Diantara mereka yang lemah dan tak berdaya adalah para saudara yang menderita HIV/AIDS. Mereka ini menderita penyakit yang potensial menular dan dapat menebar kematian. Penyakit ini telah menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia bahkan semua daerah di tanah air kita. Tidak terkecuali di  tanah Asmat, Papua ini. Para pengamat dan peneliti berusaha memperoleh data penderita positip penyakit ini. Kepada mereka inilah, kita diutus untuk menghadirkan belas kasih Allah.

Selaku Pimpinan Keuskupan, saya menyambut baik prakarsa menyelenggarakan pertemuan ini. Betapa sudah banyak saudara dan saudari kita yang meninggal akibat dari penderitaan penyakit ini. 

Dan banyak pula para saudara dan saudari yang terinfeksi oleh virus ini akibat penularan dari orang lain entah itu suami atau isterinya, mamanya, atau saudara dan saudari yang lain pula. 

Penderitaan yang datang dari penyakit ini akan mendatangi  semakin banyak orang apabila tidak ada kepedulian dari para lembaga baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai kewajiban melayani masyarakat. 

Sebab seorang penderita penyakit ini bisa mengancam, menyeret orang lain menuju penderitaan yang sama akibat perilakunya yang akan menularkan penyakit maut yang sama.

Dalam waktu yang singkat penyakit ini tidak hanya menimpa beberapa orang saja tetapi akan menjadi tragedi masyarakat yang mengerikan. Angka-angka ilustrasi di Papua akan menunjukan kecenderungan ke aarah itu.

Membangun Gerakan Kepedulian Bersama

Mengingat dahsyatnya pengaruh penyakit HIV/AIDS, kepedulian itu mesti dilakukan sebagai gerakan bersama. Tidak cukup dilakukan oleh Lembaga Pemerintah saja, mesti melibatkan lembaga-lembaga yang lain dan seluruh komponen didalam masyarakat.

1. Orangtua di dalam keluarga

Dalam upaya pencegahan terjangkitnya virus penyakit HIV/AIDS orangtua memainkan peranan penting. Orangtua sebagai Pendidik pertama dan utama harus mendidik anak-anak mereka berkaitan perilaku anak-anak mereka. 

Nilai-nilai tanggungjawab moral dalam perilaku hidup harus ditanamkan sejak dini oleh orang tua sedemikian sehingga putera dan puteri mereka tumbuh dan berkembang menjadi remaja dan dewasa dengan sadar dan bertanggung jawab memilih perilaku kehidupan yang baik yang ditandai oleh pengurbanan dan keluhuran martabatnya sebagai manusia.