"Kami dapat tiga ruang kelas dan WC dari Dinas Pendidikan. Lima kamar WC kami bangun menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Selain itu, kampung Bis Agats juga membangun satu unit WC siswa," tuturnya.
Di samping membenahi sarana infrastruktur SD YPPGI Agats, Felix juga berupaya memotivasi guru supaya mendidik anak-anak dengan kasih. "Kalau guru bikin kekeliruan, saya panggil dan bicara baik-baik. Pernah saya marah guru. Tetapi, kemudian saya sadar. Saya berdoa mohon ampun dan kami ke guru itu punya rumah dan saya minta maaf. Saya mau supaya semua guru mendidik anak-anak dengan kasih," kisahnya.
Meskipun secara fisik SD YPPGI Agats mulai berbenah, tetapi dokumen-dokumen terkait akreditasi sekolah masih minim. "Padahal, SD YPPGI Agats sudah masuk daftar sekolah yang akan diakreditasi tahun 2017, tetapi dokumen terkait akreditasi belum tersedia," tutur Felix.
Di tengah kegalauan hatinya menyongsong akreditasi, Felix bersyukur LANDASAN Papua masuk ke Asmat. "Waktu LANDASAN melaksanakan pelatihan SPM dan MBS pada bulan Mei 2017, saya senang sekali. Karena melalui pelatihan dan pendampingan yang diberikan LANDASAN, kami dapat mempersiapkan dokumen-dokumen terkait akreditasi. Hasilnya, kami dapat akreditasi B, sebelumnya akreditasi C," tutur Felix dengan raut wajah bangga.
Felix dan para guru tetap berjuang supaya SD YPPGI Agats harus terakreditasi A. "Kami akan terus melakukan perbaikan, baik sarana fisik maupun dokumen-dokumen sekolah supaya bisa terakreditasi A," harapnya.
"Mereka datang pakai sandal saja, kami terima. Kami mendampingi mereka untuk bisa baca, tulis, berhitung."
Terkait kurikulum, ia menjelaskan bahwa saat ini, SD YPPGI Agats telah menerapkan kurikulum tahun 2013. "Saat ini, kelas 1, 2, 3 dan 5 sudah terapkan K-13. Pada tahun ajaran 2019/2020, seluruh kelas, dari kelas 1 sampai kelas 6 akan menerapkan K-13," tuturnya.
Ia menambahkan bahwa penerapan K-13 di SD YPPGI Agats akan mengalami tantangan karena para siswa harus pro-aktif mengerjakan tugas-tugas. Kondisi ini, akan berpengaruh pada waktu anak di rumah. Tetapi, perlu perhatian serius dari orang tua terhadap tugas-tugas sekolah yang harus dikerjakan oleh anak-anak.
"K-13 menuntut keaktifan siswa mengerjakan tugas-tugas sesuai tema pelajaran. Pada saat diterapkan nanti pasti ada tantangan seperti alokasi waktu anak untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Maka, orang tua harus memperhatikan waktu belajar anak-anak," ungkapnya.Â
Felix memiliki motivasi kuat memperbaiki SD YPPGI Agats. Ia mau supaya sekolah yang terletak di pusat kota Agats ini memberikan layanan pendidikan dasar berkualitas bagi para murid. Karena itu, ia selalu berupaya membenahi SD YPPGI Agats, baik dari sisi sarana prasarana maupun dokumen sekolah.
"Saya termotivasi melakukan perbaikan dan pembenahan SD YPPGI Agats ini supaya anak-anak bisa mendapatkan pendidikan dasar berkualitas. Sarana fisik kita lengkapi. Dokumen-dokumen sekolah kita siapkan. Demikian halnya, para guru kita dorong supaya mengajar dengan baik," tutur Guru Felix.
Mendidik Anak-anak Asmat dengan Kasih