Teologi monastik: masa peralihan
Teologi skolastik ialah tidak menunjuk pada muatan teologi, melainkan pada teologi yg berkembang pada abab pertengahan, tepatnya abad XII-XIII baik dari sisi extrinsik dan intrinsik.Â
Teologi dinamakan skolastik karena tepaut dengan sisi intrinsik (sisi dalam teologi itu sendiri) pd saat itu tampil Carlos Magus, Kaiser bersikap, seluruh kekaisaran Romawi harus dibangun atas dasar iman, sisi kekuasaan kehidupan kekaisaran yg dibangun atas nilai Kristiani, maka pada jaman Carlos Mayor, dihubungkan dengan skolastikus artinya; kaum sarjana/orang yg berpengetahuan/terpelajar.Â
Pada saat itu ilmu filsafat mulai didalami di Gereja-gereja Katedral; orang yg mendalami filsafat pada saat itu adalah para imam. Pusat pelajaran itu adalah di Gereja Katedral.Â
Karakter pada saat itu mendalami teologi sangat diwajibkan karna mereka harus belajar filsafat dan teologi. Secara umum dikatakan warna manusia pada abad petengahan adalah warna Kristiani, Republik Kristiani berada di Konstantinopel.
Inti teologi sklolastik membangun sabda Allah yang merupakan sabda Iman, relugulafidei (aturan iman untuk kehidupan iman) otoritas tertinggi adalah sabda Allah, tapi pada zaman ini sabda Allah tidak bisa diterima saja, harus di uji kebenaranya.Â
Sabda Allah cukup diterima dengan iman, sedangkan pada ajaman skolasatik harus di uji kebenaranya, apakah ini sungguh sabda Allah atau buatan manusia.Â
Ini warna umum kalau kita telisik, kalau kita melihat sejarah pada saat itu, pusat Konstantinopel yang ada di Yunani diubah menjadi Masjid.Â
Intinya; Carlos Mangyus sebagai pemegang tampuk tertinggi di kekaisaran Kenyataan historis ini, maka muncullah teologi skolastik yag berkembang pada abad 12-13.