Mohon tunggu...
Permata Hati
Permata Hati Mohon Tunggu... lainnya -

Guru SMK Darussalam Makassar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Antara Sekolah, Tawuran dan Orang Tua ?

1 Oktober 2012   13:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:24 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Akhir-akhir ini negeri kita tercinta disibukkan dengan pemberitaan tawuran antar sekolah. Semua pihak saling menyalahkan satu sama lain. Entah karena alasan tidak tahu, sudah bekerja maksimal, sudah mendidik atau bahkan segudang alasan yang coba dipaparkan. Tidak satupun yang merasa bersalah atas kejadian ini, apalagi sampai merasa bertanggungjawab.  Jika telah memakan korban nyawa, pada siapa lagi kita meminta pertanggungjawaban ? pada anak yang telah denga sengaja atau tidak sengaja melukai orang lain bahkan menghilangkan nyawa orang lain  ? atau kelompok yang terlibat tawuran ?  lalu dimana tanggungjawab guru dan orang tua ? siapa yang harus disalahkan ? Dari rumah orang tua menaruh sejuta harapan anaknya berangkat ke sekolah untuk menuntut ilmu, dan menganggap bahwa tugas mereka selesai ketika kebutuhan sekolah telah terpenuhi. Menjadi pertanyaan, apakah hal ini cukup sampai di sini saja ?  Sang guru dengan tugas pokoknya, mengajar dan mengajar materi pelajaran, mengejar target kurikulum.  Pada  sisi lain sebagian anak datang di sekolah dengan berbagai latar belakang keluarga yang berbeda. Segala fasilitas telah disiapkan oleh pihak sekolah, termasuk wadah untuk menyalurkan minat dan bakat siswa, akan tetapi apakah hanya sekedar menyiapkan saja ? sampai sejauh mana bimbingan seorang guru dalam mengarahkan anak didiknya ?. Tiap kali muncul pertanyaan-pertanyaan seperti ini, maka saat itu pula muncul seribu jawaban yang intinya lebih pada pembelaan diri dan saling tuding antara sekolah dan orang tua.  Kita lupa bahwa antara sekolah dan orang tua adalah stakeholder yang memegang peranan yang sangat penting dalam proses perkembangan seorang anak didik. Sehingga sangat dibutuhkan komunikasi yang intens antara pihak sekolah dan orang tua. Jika kedua stakeholder ini saling memahami dan bekerjasama dalam membina generasi muda, Insya Allah ke depan tawuran antar sekolah akan bisa di minimalisir atau bahkan dihindari. Berikut ini akan saya paparkan beberapa konsep, semoga rekan-rekan kompasiana sepakat dengan apa yang saya fahami. Tawuran tidak bisa dipisahakan dengan bentuk atau efek negatif dari interaksi sosial yang tidak terkendali. Mengingat manusia dalam kehidupannya tidak akan pernah lepas dari hubungan dan interaksi dengan manusia lainnya. Interaksi tersebut secara langsung dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Salah satu bentuk nyata interaksi yaitu adanya proses sosialisasi. Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh sosialisasi yang dilakukan sejak kecil. Sosialisasi merupakan proses yang membantu individu belajar dan menyesuaikan diri dengan cara hidup dan cara berfikir kelompoknya.  Berdasarkan tempat berlangsungnya, sosialisasi dapat dibagi dua, yaitu  sosialisasi formal dan informal. Sosialisasi formal berlangsung melalui lembaga-lembaga yang berwewenang menurut ketentuan yang berlaku dalam suatu negara, misalnya pada lembaga pendidikan. Adapun sosialisasi informal berlangsung melalui interaksi yang lebih bersifat kekeluargaan. Berlangsungnya proses sosialisasi dalam kehidupan individu atau kelompok sebagai anggota masyarakat, turut diwarnai oleh berbagai media sosialisasi dan akan turut berpengaruh terhadap proses pembentukan kepribadian seseorang sebagai anggota masyarakat.  KELUARGA  merupakan lingkungan pertama dan utama bagi seseorang dalam bersosialisasi. Di dalam sebuah keluarga, seorang anak dididik dan diajarkan dasar-dasar pergaulan, baik etika maupun norma-norma sehingga anak mengetahui dan memahami bagaimana harus bergaul dan berperilaku di dalam masyarakat. Seorang anak yang dibesarkan dari keluarga yang harmonis, akan tumbuh menjadi anak yang memiliki kepribadian yang baik. Sementara anak yang dibesarkan dari keluarga yang tidak harmonis (broken home), yang otoriter, dan over protectiv, akan tumbuh menjadi anak yang memiliki kepribadian yang menyimpang. SEKOLAH adalah tempat sosialisasi yang punya peran penting bagi sosialisasi seorang anak. Pihak yang berperan dalam proses sosialisasi anak di sekolah adalah guru. Guru berperan memberikan pengajaran dan pendidikan, serta sangat berperan dalam menentukan keberhasilan seorang murid dalam menyerap semua ilmu pengetahuan dan pembentukan kepribadian. Kondisi lingkungan di sekolah seperti teman, sikap dan cara guru dalam mengajar, suasana kegiatan belajar mengajar, kondisi sekolah dan peraturan sekolah yang terlalu ketat atau terlalu longgar, sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian siswa. Faktor tersebut bisa menimbulkan munculnya berbagai kecemasan, kekecewaan, serta ketidakpuasan siswa di sekolah. Media sekolah yang baik, sehat, menyenangkan  dapat melahirkan anak yang memiliki keterampilan dalam berbicara, mengembangkan potensi yang dimiliki,  meningkatkan kemampuan penyesuaian diri, serta sangat membantu dalam pembentukan kepribadiannya. TEMAN SEPERMAINAN atau dengan kata lain teman sebaya adalah media sosialisasi yang ikut berpengaruh dalam pembentukan kepribadian seseorang.  Hal ini akan menambah banyak pengalaman saat mereka terlibat dalam pergaulannya. Mereka saling mempelajari bagaimana peraturan yang berlaku, tentang norma dan nilai dalam kelompok bermainnya, belajar menaati dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi, toleransi, kesetiakawanan, keadilan, dan kebenaran. Ketika anak beranjak dewasa dan saat anak mencari jati diri, biasanya pengaruh teman lebih dominan dibandingkan pengaruh orang tuanya.  sang anak akan tetap berusaha agar tetap ditetrima dalam kelompoknya.  Warisan biologis (pembawaan/keturunan), lingkungan fisik, lingkungan budaya, pengalaman kelompok dan lingkungan sosial, serta pengalaman pribadi yang unik adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kepribadian seoarang anak.  Tentu kita sepakat bahwa tawuran antar sekolah adalah merupakan tanggungjawab bersama antar  pihak sekolah dan orang tua untuk memberikan pemahaman terhadap anak,  dan karenanya dibutuhkan kerjasama yang baik dalam membina generasi mudan menjadi generasi yang baik, generasi harapan bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun