Mohon tunggu...
Azriel Permadi
Azriel Permadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa FTV UPI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Samara Grup Angklung Asal Bandung Barat yang Memiliki Banyak Prestasi

29 Maret 2023   00:50 Diperbarui: 29 Maret 2023   01:48 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu. Alat musik ini terkenal karena suaranya yang unik dan menarik, serta menjadi bagian penting dari kebudayaan Indonesia. 

Angklung terdiri dari beberapa tabung bambu dengan ukuran yang berbeda, yang diikat dan disusun secara vertikal. Setiap tabung memiliki nada yang berbeda, tergantung pada ukuran dan tebalnya bambu. Saat dimainkan, angklung dipukul dengan tangan atau palu kecil, dan menghasilkan suara yang indah dan harmonis. Sejarah angklung di Indonesia dapat ditelusuri hingga abad ke-7 Masehi. Pada saat itu, angklung digunakan sebagai alat komunikasi antara desa-desa di Jawa Barat. 

Selain itu, angklung juga digunakan dalam upacara keagamaan, seperti upacara kematian dan pernikahan. Penggunaan angklung kemudian berkembang menjadi hiburan dan seni pertunjukan. Pada tahun 1930-an, seorang musisi Indonesia bernama Daeng Soetigna mengembangkan sistem notasi untuk angklung, yang memungkinkan angklung dimainkan sebagai sebuah orkestra. Hal ini membuat angklung semakin populer, baik di Indonesia maupun di luar negeri. 

Di Indonesia, angklung digunakan dalam berbagai macam acara, seperti upacara adat, perayaan, dan festival musik. Angklung juga dianggap sebagai simbol persatuan dan keragaman budaya Indonesia, karena angklung dapat dimainkan oleh orang dari berbagai suku dan agama. 

Namun, meskipun angklung memiliki nilai budaya dan sejarah yang penting, alat musik ini juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah sulitnya mendapatkan bambu berkualitas untuk membuat angklung. Selain itu, minat masyarakat terhadap angklung juga menurun seiring dengan perkembangan musik modern. 

Untuk itu, perlu adanya upaya untuk melestarikan dan mengembangkan angklung sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nilai dan keindahan angklung, serta mengembangkan teknologi dan inovasi dalam pembuatan dan penggunaan alat musik ini. Dengan upaya yang tepat, angklung dapat terus dijaga keberadaannya sebagai alat musik tradisional Indonesia yang berharga dan bermanfaat bagi masyarakat.

Namun, sayangnya, minat masyarakat Indonesia terhadap angklung semakin menurun. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, adanya pergeseran budaya dan gaya hidup masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat Indonesia semakin cenderung mengikuti tren musik modern dan populer dari luar negeri. Seiring dengan itu, minat terhadap musik tradisional seperti angklung semakin menurun. 

Beberapa orang mungkin merasa bahwa angklung tidak lagi relevan atau ketinggalan zaman, sehingga kurang tertarik untuk mempelajari atau memainkannya. Kedua, kurangnya pengenalan dan pendidikan tentang angklung di kalangan masyarakat. Mungkin sebagian besar orang tidak tahu banyak tentang angklung atau bagaimana cara memainkannya. 

Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya program pendidikan dan promosi tentang angklung, baik di sekolah maupun di masyarakat umum. Tanpa pengenalan yang memadai, orang-orang tidak akan menyadari keindahan dan keunikan angklung sebagai alat musik tradisional Indonesia. Ketiga, sulitnya akses untuk mempelajari atau memainkan angklung. 

Beberapa orang mungkin tertarik untuk mempelajari angklung, namun kesulitan dalam mendapatkan alat musik tersebut atau kesulitan dalam menemukan tempat untuk belajar dan bermain angklung. Hal ini bisa terkait dengan biaya yang tinggi atau kurangnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk mempromosikan dan melestarikan budaya angklung. Untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap angklung, perlu adanya upaya untuk mengatasi faktor-faktor tersebut. 

Pertama, perlu adanya promosi dan pendidikan yang lebih intensif tentang angklung, baik di sekolah maupun di masyarakat umum. Hal ini dapat dilakukan melalui program pendidikan formal atau non-formal, serta melalui acara budaya dan festival musik. Kedua, perlu adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk melestarikan dan mengembangkan angklung. Pemerintah dapat memberikan dukungan dalam bentuk program pendidikan, pengadaan alat musik, dan subsidi untuk pelatihan dan promosi angklung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun