Mohon tunggu...
Heriyanto Wicaksono
Heriyanto Wicaksono Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang Pelajar yang Sedang Mencari Jatidirinya | Taruna di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika |

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sebentar Lagi Bumi Dingin (?)

8 Februari 2018   20:55 Diperbarui: 15 Februari 2018   23:59 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NOTE : "Tulisan ini dibuat  berdasarkan kapasitas penulis sebagai taruna atau pelajar di Sekolah  Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, bukan  seorang dosen atau bahkan seorang yang ahli di bidang Meteorologi  Klimatologi dan Geofisika. Jika terdapat koreksi di dalam artikel ini  bisa disampaikan secara personal maupun di kolom komentar, terima kasih  :)"

------------------------------------------------------

Pemanasan global atau global warming adalah sebuah peristiwa yang ramai diperbincangkan selama 15-20 tahun terakhir. Pemanasan global sendiri merupakan peristiwa naiknya suhu di bumi sehingga bumi menjadi lebih hangat. Pemanasan global disebabkan karena meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di bumi. Gas-gas rumah kaca tersebut antara lain adalah karbon diokasida (CO2), metana (CH4), nitrous oksida (N2O), hydrofluorokarbon (HFCs), perfluorokarbon (PFCs), dan sulfur heksaflorida (SF6). Pada dasarnya, gas-gas tersebut muncul secara alami di bumi. Namun, gas-gas rumah kaca itu menjadi meningkat disebabkan karena semakin banyak kegiatan manusia yang berkontribusi dalam menambah konsentrasi gas rumah kaca tersebut. Gas-gas tersebut mengakibatkan efek rumah kaca di bumi.

Efek rumah kaca merupakan suatu proses tembusnya energi dari matahari ke dalam atmosfer bumi. Kemudian beberapa energi diserap oleh permukaan bumi dan laut sehingga bumi menjadi hangat. Sisa radiasi lainnya dipantulkan kembali ke luar angkasa dalam bentuk energi inframerah. Ketika beberapa energi inframerah diradiasikan kembali ke luar angkasa, beberapa diantaranya diserap kembali dan dipancarkan kembali oleh uap air dan berbagai gas rumah kaca di atmosfer. Energi yang diserap inilah yang menghangatkan permukaan bumi sehingga atmosfer tampak seperti halnya rumah kaca. Karena energi tersebut juga diserap oleh gas-gas rumah kaca, maka dapat disimpulkan bahwa gas-gas rumah kaca yang semakin meningkat di bumi berkontribusi besar terhadap naiknya suhu di permukaan bumi.

Proses terjadinya efek rumah kaca. Sumber: http://www.sekolahalamdigital.org
Proses terjadinya efek rumah kaca. Sumber: http://www.sekolahalamdigital.org

Banyak sekali dampak yang disebabkan oleh peristiwa global warming. Dampak-dampak tersebut ada yang saling berkaitan satu sama lain. Misalnya naiknya suhu di bumi menyebabkan banyak daun-daun gugur di hutan menjadi sangat kering. Daun-daun yang kering tersebut jika terus bergesekan akan timbul panas dan bisa menyebabkan kebakaran hutan. Efek pemanasan global yang lain adalah mencairnya es di kutub, baik itu kutub utara maupun kutub selatan. Peristiwa mencairnya es ini akan mengakibatkan muka laut semakin tinggi. Naiknya tinggi air laut ini akan sampai ke daratan dan bisa mengakibatkan bencana banjir yang sering terjadi. Jika dibiarkan terus menerus, maka pulau yang sebagian besar datarannya adalah dataran rendah, lama-kelamaan akan tenggelam.

Pemanasan global juga erat kaitannya dengan penipisan lapisan ozon di muka bumi. Ozon adalah lapisan penting pada atmosfer yang berfungsi menghalangi sinar ultraviolet yang dipancarkan dari matahari. Namun, lapisan ozon semakin tipis dan bahkan di antartika sudah ada lapisan ozon yang bolong. Terjadinya lubang pada ozon disebabkan oleh gas-gas dan senyawa seperti chlorofluorocarbon atau CFC halons, karbon tetraklorida, bromida, serta senyawa klorin yang mengandung metil kloroform, dan lain sebagainya yang melepaskan klorin atau bromin ketika pecah. Seperti pada gas rumah kaca, gas penyebab menipisnya ozon pada dasarnya sudah ada di bumi. Namun, konsetrasi gas-gas tersebut semakin meningkat disebabkan oleh aktivitas kegiatan manusia, antara lain penggunaan AC, penggunaan kendaraan bermotor, dan penggunaan pestisida.

Sebagai manusia biasa, tentunya akan sangat berharap masalah mengenai global warming segera berakhir. Menurut suatu penelitian, peristiwa berakhirnya global warming sepertinya memang akan terwujud. Peristiwa itu dinamakan pendinginan global. Pendinginan global adalah perkiraan pada tahun 1970-an mengenai pendinginan yang terjadi di permukaan dan atmosfer bumi. Hipotesis ini mendapat sedikit dukungan dari komunitas sains, tetapi pernah menjadi fokus perhatian selama beberapa saat ketika terjadinya penurunan suhu dari tahun 1940-an sampai awal 1970-an. Namun, para ahli tetap berpendapat jika bumi tidak mendingin, melainkan mengalami pemanasan di sepanjang abad ke-20.

Pendinginan global diprediksi akan terjadi lagi pada tahun 2030 sampai 2040. Walaupun banyak ahli yang menentang pendinginan global, namun sudah ada beberapa kejadian yang mendukung peristiwa pendinginan global tersebut.  Salah satunya adalah peristiwa turunnya salju di gurun sahara di sekitar Kota Ain Sefra yang mengindikasikan akan terjadi pendinginan global. Turunnya salju tersebut merupakan peristiwa pertama kali sejak hampir 40 tahun yang lalu. Salju tersebut turun pada hari Senin, 19 Desember 2016. Kota Ain Sefra  sendiri sebenarnya sudah tidak asing dengan peristiwa salju. Tercatat  salju sudah beberapa kali turun di kota tersebut. Namun, salju terakhir  turun pada tahun 1979.

Di sisi lain, ada peristiwa yang lebih mendukung pemanasan global dibandingkan pendinginan global. Di penghujung tahun 2017 contohnya. Pada tahun tersebut membawa kabar baik mengenai kondisi ozon di bumi. Lubang di lapisan ozon semakin menyusut, bahkan menjadi yang terkecil sejak 1988. Pengukuran pada bulan September menunjukkan bahwa lubang di lapisan ozon mencapai 19,7 juta kilometer persegi atau setara dengan dua setengah kali Amerika Serikat. Jumlah itu lebih kecil 3,4 juta kilometer persegi bila dibandingkan dengan tahun 2016.

Kondisi lapisan ozon pada tahun 1971 dan 2017, serta prediksi ozon pada tahun 2041 dan 2065. Sumber: www.pinterpandai.com
Kondisi lapisan ozon pada tahun 1971 dan 2017, serta prediksi ozon pada tahun 2041 dan 2065. Sumber: www.pinterpandai.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun