Mohon tunggu...
Her Junas
Her Junas Mohon Tunggu... Freelancer - Literasi

Kebebasan berfikir

Selanjutnya

Tutup

Financial

Ancaman Badai PHK di Tahun 2023

23 November 2022   15:45 Diperbarui: 23 November 2022   15:53 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Badai PHK adalah buntut dari menurunnya kinerja industri padat karya. Ekspor lesu karena permintaan dari banyak negara menurun akibat resesi. Di dalam negeri, permintaan akan produk tekstil dan sepatu seharusnya bisa menutupi anjloknya ekspor. Namun ada persoalan lain yaitu membanjirnya barang impor yang lebih murah. Walhasil garmen, sepatu, dan produk tekstil lokal kalah bersaing di negeri sendiri.
 
Mengapa tak ada antisipasi? Atau mengapa antisipasi tak bisa membendung badai PHK? Mengapa angka pemerintah dan pengusaha berbeda?
 
Kementerian Ketenagakerjaan hanya menyebut 10 ribu pegawai yang kehilangan pekerjaan, sementara pengusaha mencatat lebih dari 100.000. Apa ada usaha menutup-nutupi? Sebab, badai PHK juga terjadi akibat kebijakan membuka keran impor. Akibatnya produk dalam negeri terus terpukul.

Ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) masal, semakin menghantui industri padat karya. Ribuan karyawan industri tekstil, garmen, dan sepatu sudah kehilangan pekerjaan sejak awal tahun ini. Data dari sejumlah asosiasi pengusaha menyebut hingga Oktober lalu sudah ada 114.649 karyawan kehilangan pekerjaan. Ini adalah 1,83 persen dari total pegawai industri tekstil, garmen, dan sepatu nasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun