Mohon tunggu...
Pendi Susanto
Pendi Susanto Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Penulis Buku, Pegiat Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjaga Bahagia, Belajar dari Layard

27 Maret 2023   04:25 Diperbarui: 31 Maret 2023   03:00 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjalani hidup bahagia. (sumber: Thinkstockphotos via kompas.com)

Menurut laporan Indeks Kebahagiaan Dunia (The World Happiness index) 2023, orang Indonesia kurang bahagia dibandingkan negara tetangganya di Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Malaysia. 

Dilihat dari skor dan penempatan, Indonesia tidak lebih baik dari hasil laporan tahun sebelumnya. Ini adalah laporan tahunan kesebelas oleh para peneliti di Jaringan Pembangunan Berkelanjutan PBB. 

Dari 149 negara yang disurvei, Indonesia menempati peringkat ke-84 dengan skor 5.277, menurun Pada indeks sebelumnya di tahun 2022, Indonesia peringkat ke-80. Indonesia setidaknya lebih bahagia daripada orang-orang di China dan Turki.

Tim menilai tujuh variabel, yaitu tingkat PDB per kapita, dukungan sosial, harapan hidup sehat, kebebasan menentukan pilihan hidup, kemurahan hati, persepsi korupsi dan distopia (ketakutan hidup dianggap lebih buruk di masa depan).

Informasi ini telah dikumpulkan oleh banyak lembaga penelitian. Beberapa data yang digunakan berasal dari The Gallup World Poll, Lloyd's Register Foundation dan The Institute of Global Health Innovation.

Apa yang membuat orang Indonesia kurang bahagia? Ada perubahan konstelasi yang membuat rakyat Indonesia tidak bahagia. 

Ada tiga penyebab utamanya adalah distopia, dukungan sosial, dan PDB per kapita. Pada tahun 2021, faktor distopia dan PDB per kapita akan meningkat sedangkan dukungan sosial akan menurun.

Berdasarkan gabungan data di atas, kesejahteraan justru menurun. Untuk melihat ini, para peneliti menggabungkan tiga data: Perubahan data PDB per kapita, perubahan pengangguran dan jumlah kematian akibat Covid-19. 

Secara keseluruhan, kesejahteraan penduduk Indonesia menurun sebesar 0,9 persen. Perubahan hidup di tengah pandemi (wabah penyakit) merupakan stressor (penyebab stres). 

Situasinya belum membaik selama hampir satu setengah tahun. Jika berlangsung lama, stres menjadi stres kronis. Ini menyebabkan kelelahan mental, emosi negatif, dan luka bakar pada orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun