Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Nasab atau Sabab Dalam Duriyah

12 Juli 2020   12:28 Diperbarui: 12 Juli 2020   12:28 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengajian Hujaj (Dokpri)

Duriyah nasab dan sabab. Bahwa mereka yang punya nasab garis ayah sampai jalur rosul, orang arab merasa kalau anak turunannya itu mengangungkan nasab dari laki-laki, sehingga rosul memberikan sir atau rahasia lewat martabat perempuan yakni jalur Siti Fatimah dengan Ali Bin Abi Tholib. 

Demikian disampaikan oleh KH. Subhan Makmun dalan pengajian Haji Attoybah KBIH Multazam Brebes di Kluwut Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Minggu ( 12/07/2020). 

Banyaknya dzuriyah rosul di Indonesia karena habaib banyak, baik yang mahtsur dan mahsyur. Kalau ingin nasab baik maka harus memenuhi tiga cara : 

Pertama, jangan lepas dengan orang yang punya nasab rosul seperti Habib dan mereka yang punya garis lurus dengan Rosulullah SAW. 

Kedua adalah gatolan dengan ulama karena ulama itu sebagai lampu umat atau penerang hidup karena mereka guru bangsa, dan mereka itu warosatul ambiya. Setiap ulama belum tentu habaib, tapi setiap habaib itu bisa jadi ulama. 

Ketiga, Kumpulah dengan para alim atau para memelihara masjid (para khotib, muadzin, atau imam rowatib). 

Habaib itu sababul nasab dan kalau ulama itu adalah sababul ilmi karena pewaris para ulama. Kehidupan mengaji dengan para ulama itu bagian dari memperbaiki dzuriyah. 

Berkah itu urusanne hidupnya serba kecukupan dan tenang dalam mengarungi samudera kehidupan di dunia. Karena khidmah dengan masyarakat maka menjadikan barokah hidupnya. 

Berkah itu sulit untuk dipikir, tapi jika kita percaya dengan tanggungjawab kepada Allah SWT bahwa dalam hidupnya mengabdi untuk syiar islam maka hidupnya akan dipenuhi dengan kecukupan. 

Sebaliknya jika anda ingin sesuatu perbuatan kemudian dinampakkan atau riya atau ingin dipuji-puji apalagi tidak sesuai dengan pekerjaannya, Jika puji-pujian tidak aslinya misalkan doa dirumah tidak pernah menangis ternyata saat mau di kamera dengan jamaahnya lalu menangis maka itu yang berbahaya. Harusnya sebaliknya, doa ke umum biasa mawon namun saat doa sendirian malah menangis. 

Ikhlaskan semua apa yang anda lakukan diniatkan untuk khidmah kepada pewaris ilmu dan anbiya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun