Ada dua dosa yakni Dosa terencana dan dosa tidak terencana. Dosa yang terencana mesti hukumnya akan berat dibandingkan dengan tidak terencana.
Imam Syafii mengatakan berikan warisan kepada anakmu ilmu, jika tdk ada ilmu tidak akan bahagia, karena ilmu bisa memberikan kemulyaan kepada mereka yang mempunyai ilmu.
Demikian diterangkan KH. Subhan Makmun pada pengajian Haji Attoybah Multazam Brebes di kediaman H. Nur Kholis Desa Cimohong, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, minggu (23/02/2020).
Ilmu yang seperti apa, kyai subhan menambahkan, orangtua salaf itu saat mau belajar, itu datang ke kyai atau gurunya, lalu salaman dengan kyai yang ditemui, lalu kyai tersebut ngasih sangu untuk anak yang mau ngaji atau ngalap ilmu. "Uwong iku apa nempelane (orang itu apa pergaulanne), pahala sangat banyak apabila kita memberikan sangu kepada pencari ilmu, sesuai dengan kekuatannya," imbuhnya.
Musafahah itu penting, kata kyai Subhan memberikan penjelasan agar saat belajar santri ya harus berkomunikasi lewat ketemu dengan guru saat belajar, ketika ngajinya di kelirukan oleh orang lain, namun saat belajar dapat ilmu dari gurunya, itu berarti referensi atas gurunya harus dibenarkan.
Habis gelap terbitkah terang atau Minadzulumati Ilan Nur. Dari kegelapan menuju cahaya, itulah makna betapa pentingnya pencari ilmu. Saat belajar anak itu mendapatkan tarbiyah melalui proses yang lama, tarbiyah itu menanamkan akhlak yang mulya dari guru kepada santri, sehingga perlu di tandur dan disirami. Â
Jadilah kamu orang yang mengajarkan ilmu, kalau tidak jadi kyai yang mengajar, jika tidak bisa menjadi kyai maka jadilah tukang ngopeni masjid atau menjadi ahli jamaah sholat. Maka anaknya akan mendapatkan keberkahan atas ilmu yang diajarkan dan ahli jamaah sholat di masjid.
Indahnya berdakwah apabila sudah bisa mendakwai keluarga sendiri, maka bila kita bersikap baik maka kita bisa mengajak orang lain agar bisa dipercaya.