Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Adab Itu Lebih Mulya Bagi Pencari Ilmu

21 April 2019   23:39 Diperbarui: 22 April 2019   00:06 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khotmil Quran Ponpes Assalafiyah Luwungragi Brebes (doc pribadi)

Seberapa pun pencapaian ilmu kita, maka harus menjaga sikap ketawadhuan kepada kyai yang sudah memberikan ilmunya. Saat anda belajar ilmu nahwu Alfiyah Ibnu Malik, maka bila sudah hafal, jangan lupa hormat pada guru kita, jangan ada perasaan lebih pinter dari gurunya. Bisa saja generasi sekarang lebih pinter dari pada generasi yang dulu, tapi tetap saja, ulama pendahulu tetap lebih berkahi dan adabnya ulama yang dulu lebih tawadhu dibandingkan dengan ulama sekarang. 

Demikian disampaikan oleh Sekretaris PWNU Jawa Tengah Dr KH M Arja Imroni, MA dari semarang yang mengisi tausyiyah Khotmil Quran di Pondok Pesantren Assalafiyah Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, minggu (21/04/2019). 

Doc pribadi
Doc pribadi
Begitu khusyunya jamaah mendengarkan isi tausyiyah KH Arja, dia menjelaskan kembali, mentalitas sahabat nabi luar biasa karena di dalam dadanya mereka itu berjuang dan membela mati-matian ilmunya Nabi, bahkan saat perang jihad fisabilillah, mereka berani mengeluarkan harta bendanya seperti unta, bahkan keluar uang saku sendiri-sendiri, jalanpun siap dan ikhlas untuk membela perjuangan nabi Muhammad SAW. 

Perjuangan yang sudah diberikan walaupun miskin tetap mau menyediakan tenaga, materi dan perjuangan untuk membantu dakwahnya rosul, makanya untuk mengisi jejak rosul, diharapkan generasi sekarang mempunyai mental yang kuat dan mau mengamalkan ilmunya yang didapat agar menjadi penerang dan penerus ilmu nabi. Jangan mengharapkan dalam perjuangan membela islam kemudian mengharapkan materi yang lebih, dampaknya tidak memberikan berkah dan barokah. 

Lanjut Kyai Arja, menghargai sesama muslim itu penting, seperti contoh  saat anda diundang acara walimahan atau acara dari seseorang, maka sebagai bukti hadir diacara tersebut menjadi bagian dari menghormati sesama muslim, dan menjadikan gembira atau bungah pemberi undangan. Ini memberi makna pentingnya silaturokhim untuk ukhuwah islamiyah. 

Ulama terdahulu dan alim, selalu menggunakan adab atau tawadhu dengan gurunya, mereka mengirimkan doa kepada gurunya walaupun gurunya sudah meninggal dunia, itu dikandung makna ada ikatan batin antara murid dengan gurunya. Bahkan setiap mau mengajarkan ilmu kepada santrinya diawali dengan tawasul kirim doa kepada guru mereka termasuk pengarang kitabnya. Betapa tawadhunya seorang murid kepada gurunya atas ilmu yang pernah diajarkan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun