Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Serangan Fajar Masih Membudaya

31 Maret 2019   11:06 Diperbarui: 31 Maret 2019   11:15 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc hamzahjohan.blogspot.com

Serangan fajar dipastikan ada, lebih dominan pada caleg dan pilpres dibandingkan dengan Calon DPD bahkan di pencalon kepala desa pun, budaya untuk serangan fajar semakin nampak, ada yang melakukan seminggu sebelum pelaksanaan bahkan ada yang melakukan dua hari atau sehari sebelumnya. 

Maksud serangan fajar adalah untuk memastikan para pemilih mau dengan caleg yang akan dipilihnya, sebagai ganti atas pilihan suaranya. Mereka menggunakan uang sebagai modal kuat agar pemilih yang tadinya mengambang kemudian menjadi militan dan mau memilih calonnya. 

Bagi kaum buruh, menerima serangan fajar dianggap konpensasi atas biaya pengganti sehari tidak bekerja, dan mereka sudah digadaikan suaranya untuk datang dan menoblos calon yang telah meminangnya. 

Caleg tidak secara langsung memberikan mahar sejumlah tertentu, mereka membentuk relawan dan memberikan dananya kepada koordinator lapangan dan korlap punya asisten atau relawan untuk menyerahkan dana tersebut sebagai pengganti upah harian karena saat itu suaranya penting. 

Sangat berbeda jauh dengan keberadaan calon DPD dimana tiap provinsi hanya diambil 4 orang yang akan ditetapkan sebagai wakilnya, mereka calon DPD yang tidak punya organisasi basis atau organisasi masyarakat yang punya jaringan kedesa  akan mengalami kesulitan dan terpilih. 

Disamping itu banyak pemilih yang tidak paham dengan calon DPD nya, jangkauan jarak dan jauhnya menjadi calon DPD jarang dikenal, dan calon DPD pun hanya minta dukungan rekan sejawat, sahabat, keluarga, organisasi yang pernah diikuti, dan mereka yang kenal di kab/kotanya. Nyaris calon DPD membsrikan serangan fajar, dibandingkan dengan caleg DPRD, Caleg DPRD Provinsi dan Caleg DPR RI. 

Bagi calon incumben, kalih anda diuntungkan karena lewat dana rakyat anda punya pokir atau dana aspirasi, reses, dan kementrian dimana sesuai dengan komisi yang dibawah garis koordinasinya, bagi mereka yang biayanya terbatas jelas sangat besar dana yang dikeluarkan, untuk cetak baliho, stiker, kartu nama, kalendsr, kaos, belum lagi harus membayar relawan agar mau melakukan mobilisasi dan mengadakan pertemuan yang tentunya harus dilakukan tiap hari, dana untuk menjamu calon pemilih saja bukan cuma puluhan juta, tapi bisa ratusan juta tentunya. Belum lagi harus membayar proses pengamanan saat kampanye dari rumah atau lokasi yang ditempuh. 

Suara rakyat memang mahal kawan

Bagi yang idelis maka mereka akan memilih pilihannya dengan tidak menerima serangan fajar, dibayar berapapun tidak mau, mereka hanya ingin agar pilihannya itu amanat dan bertanggungjawab jika terpilih untuk tidak melupakan dapilnya, mereka harus memberikan kebijakan nantinya kepada dapilnya agar program selama nanti menjabat jatuh ke rakyat di dapilnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun