Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Sombong Jika Sudah Kaya, Ingat Ada Hak Orang Lain

14 Juni 2018   09:01 Diperbarui: 14 Juni 2018   09:37 1939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan sombong/ Doc Khalidbasalamah.com

Mari sejenak kita memikirkan, kita yang sudah menjadi seorang manusia sesempurna ini, dengan dibekali perengkat untuk memahami apa-apa yang ada di dunia, masihkah merasa sombong dengan apa yang dimiliki? Yang sejatinya hanyalah titipan dari Allah SWT.

Sangat tidak etis ketika seseorang merasa sombong terlebih di hadapan Allah, karena awalnya semua manusia berawal dari hal yang sama, hanya garis takdir-Nya lah yang membuat seseorang berbeda. Dan lagi, paling mulia di hadapanNya adalah yang bertaqwa.

"Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim. 

Apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya." (Q.S Al-Hajj: 5)

Dalam ayat yang lain, Allah juga berfirman:
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik." (Q.S AL-Mu'minun: 4)

Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik, dengan diberi kemuliaan akal yang membedakannya dari makhluk Allah yang lain. 

Tentu, jika mempelajari bagaimana proses penciptaan itu tak ada yang menghalangi hati untuk tergetar dan berucap syukur dengan segala kesempurnaan prosesnya.

Bagaimana rahim disiapkan untuk menerima 'tamu' di dalamnya, sperma yang berjuang untuk mencapai dan membuahi telur, lalu sel-sel yang menyiapkan diri, hormon yang mengikuti setiap prosesnya, dan segala macam kejadian yang berlangsung dalam rahim seorang ibu. 

Tak ada yang lepas dari pengawasanNya dan kalkulasi detail yang sangat presisi.
Itulah 'sejarah' kita yang sesungguhnya, yang semoga tidak menjadikan kita terlena dan terlupa jika 'telah menjadi orang' saat ini atau kelak.

Dan makhluk yang berjasa dalam sejarah itu tak lain tak bukan adalah ibu. Ibu yang 9 bulan menjaga titipan-Nya dalam rahim, berjuang saat masanya titipan itu melihat dunia, yang mendidik hingga dewasa. 

Entah ia ibu yang bekerja atau ibu rumah tangga, seorang ibu yang memberi ASI hingga 2 tahun atau yang diberi ujian ASI-nya kurang lancar, ibu yang berpendidikan tinggi maupun ibu yang yak mampu mencicipi bangku sekolah. Semua sama, dengan panggilan dan jiwa ibu dalam dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun