Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Macet, Main Serobot Masih Dominan

21 April 2018   10:58 Diperbarui: 21 April 2018   11:15 3268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tertib Lalu Lintas/Twitter Kemenhub RI

Ajakan tertib lalu lintas disampaikan  oleh pihak Kemenhub RI dalam twitternya hari ini, intisari ajakan dalah #KawulaModa, dalam berlalu lintas maka setiap pengguna jalan diharuskan menggunakan jalur jalan sebelah kiri. 

" Sepeda Motor, Kendaraan Bermotor yang kecepatannya lebih rendah, mobil barang, dan Kendaraan Tidak Bermotor diwajibkan berada pada lajur kiri Jalan. Hal ini diatur dalam UU RI no 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 108 ayat 1 dan 3 "  begitu pesan singkatnya. 

Realita yang ada, sebagai pengguna kendaraan bermotor, budaya tertib ternyata mudah diucapkan, susah dilakukan. Contohnya adalah saat macet dihari raya atau mudik lebaran, saat ada kendaraan besar mengalami kecelakaan atau bannya atau AS nya putus, maka jalan menjadi macet. 

Saat macet, hampir semua kendaraan ingin cepat dahulu melajunya, kalau ada ruang kosong walaupun bukan peruntukannya akan diambil oleh kendaraan apapun, perkara macet itu urusan lain, yang penting baginya bisa memasuki ruang yang kosong, padahal tindakan yang dilakukan berpotensi memperparah laju kendaraan. 

Paling parah adalah supir bus malam, tidak pernah ada rasa jera atau akan melakukan tindakan melanggar aturan, jika lajur kiro semua macet, dan melihat potensi lahur kanan masih kosong, maka supir ini akan cepat ambil tindakan melawan arus, permainan dim sama klakson pun dilakukan, apakah karena dia mobil besar dan ada iuran wajibnya di jalan raya sehingga dengan seenaknya melakukan tindakan melawan aturan. 

Kondisi parah lagi, jika di ibukota jakarta, hampir semua kendaraan bermotor itu melakukan pelanggaran, menyerobot lajur bukan haknya dianggap lumrah dan biasa dilakukan, kalau kita tertib atau antre sampai kapan akan sampaiknya, budaya tertib jika dipatuhi, tidak sampai-sampai, apalagi kalau gojek harus antri, bisabida penumpangnya pun minta lebih cepat sampainya karena dikejar jam berangkat kereta di stasiun. 

Contoh budaya srobot yang dilakukan oleh pengendara kendaraan bermotor di jakarta akan dibawa saat mudik, makanya wajar jika mereka menjadi guru berlalu lintas yang jelek tapi diikuti oleh teman kampungnya. 

Srobot asal slamat itulah budaya tren sekarang. Kalau ada kecelakaan, yang rugi ya mesti pelaku dan korban, padahal desiko diperjalanan mesti akan terjadi sewaktu-waktu, walaupun kita ini berhati-hati, namun lawan kita yang srobat srobot ya mesti akan menjadi penyebab kecelakaan di jalan raya. 

Bahkan pejalan kaki, yang hidup dikampung, saat musim mudik, mereka takut menyebrang jalan, dibuat ada motor yang sudah kasih riting kiri, atau klakson pun tak dapat dihindari jika masing-masing tidak mempunyai hati nurani sebagai pengguna jalan. 

Pejalan kaki bisa saja jadi korban, coba bayangkan jika laju kendaraan cepat dengan klakson yang nyaring, belum lagi tidak merasa salah dengan kecepatan kendaraannya, lalu menabrak pejalan kaki, maka semua bisa menjadi potensi kecelakaan di jalan raya. 

Kecelakaan paling banyak adalah di jalan raya, dan korban paling banyak adalah pengguna kendaraan sepeda motor, walaupun ada helm dan seragam tebal, tapi kalau kita tidak patuh dan saling menghargai pengguna jalan lain maka kita sendiri telah berbuat dholim kepada orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun