Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bertambahnya Ilmu melalui Ketekunan dan Kesabaran

5 Maret 2018   21:21 Diperbarui: 5 Maret 2018   21:27 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kitab Kuning Santri/Doc datdut.com

Inspirasi malam ini adalah beberapa intisari mutiara pengajian Kitab Ta'lim Muta'alim yang dibacakan sekaligus diterangkan oleh KH Subhan Makmun Pengasuh Ponpes Assalafiyah Luwungragi Brebes, Senin (5/3/2018) pada pukul 20.00 hingga 21.15 WIB, dengan topik "Belajarlah Secara Tekun Jika Ilmu Kita ingin bertambah".

Ilmu bisa bertambah jika belajarnya masih muda, jika sudah tua, maka berbeda hasilnya. Saat tua kadang cepat hafalnya juga cepat lupanya, berbeda dengan saat muda.

Orang mencari ilmu saat muda harus semangat belajar, sebab dengan mengukur kesulitan, maka akan dikasih yang dikehendakinya. Seseorang akan beruntung dengan kadar kesusahan, dan akan mendapatkan hasil sesuai dengan kadar kesulitannya.

Seorang pelajar atau santri saat belajar kok seneng memanfaatkan waktu dengan baik, belajar dan bangun saat malam hari lalu mutholaah (rajin membaca atau menulis) maka akan mendapatkan hasil yang dikehendakinya.

Misalkan saat menghafalkan alquran, maka harus secara perlahan-lahan, jangan tergesa-gesa dalam belajar (instan) nanti akan payah, " Alon-alon (Rifkoh) Asal Kelakon, artinya pelan-pelan yang penting ada ada hasilnya".

Seseorang ulama dalam melakukan syiar agama islam pun harus pelan-pelan atau hati-hati, jangan mencemoohkan orang,  misalkan ada seorang nasroni yang ingin masuk islam, maka dalam beribadah jangan dipaksa, sesuaikan dengan kemampuannya dulu, lama kelamaan nanti akan berubah keyakinannya.

Mencari ilmu dengan serba cepet maka hasilnya tidak maksimal, segala pengorbanan saat belajar harus dengan ada kesulitan dan ada cita-cita yang tinggi sebagai motivasi hidupnya, seperti BJ Habibie, warga Indonesia yang diterima di Jerman, cerdasnya luar biasa, karena beliau punya cita-cita akan terwujud yakni bisa membuat pesawat udara  dan pihak Jerman juga mengakui kecerdasannya.

Manusia akan mulya tergantung dengan cita-cita, dengan catatan harus murni (ikhlas) dan istiqomah. Bacalah rutin ya latif 129x lalu setelah selesai ditambah bacaan Allohu Latifu Bi Ibadihi Yarzuku Ma Yasa Wa Huwal Qowiyul Aziz 7x. Kalau ada niat membesarkan lembaga pendidikan jangan ada unsur pamer atau riya serta bermodal sabar.

Jika setiap tindakan dengan budi pekerti yang baik dalam pergaulan maka akan diterima dengan baik (ulul azmi). Semoga ada manfaatnya. Ditutup dengan bacaan alfatehah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun