Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jadi Pelajar atau Santri Itu Bagian Jihad Memberantas Kebodohan

19 Februari 2018   20:53 Diperbarui: 20 Februari 2018   07:20 1156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KH. Subhan Makmun/Doc regional.liputan6.com

Malam ini penulis mengaji kitab kuning Ta'lim Muta'alim bersama KH. Subhan Makmun di Pondok Pesantren Assalafiyah 2 Kabupaten Brebes Jawa Tengah bersama santri putra di majlis taklimnya.  Kyai subhan  menjelaskan kepada para santrinya, bahwa  orang yang belajar baik di pondok Pesantrren atau di bangku sekolah adalah Jihad Fi Sabilillah, kenapa demikian? Karena mereka belajar untuk memberantas kebodohan pada dirinya dan bisa merubah lingkungan sekitarnya. 

Kebodohan harus diberantas lewat belajar baik di pondok pesantren maupun di bangku sekolah, belajar ini memerlukan proses yang cukup panjang, dan ilmu yang didapat ini nantinya akan menjadi cahaya/penerang bagi ahli ilmu ini, dan dirinya bisa membantu mencerdaskan kehidupan makhluk dimuka bumi ini melalui amaliyahnya selama hidupnya dengan mengamalkan ilmu yang didapat, semakin diamalkan maka bertambahlah ilmunya. 

Proses santri menghafal saat mengaji, selama belajar juga harus penuh semangat, mereka juga harus berproses yang berkelanjutan, tidak bisa instan,  proses belajar tetap harus mengalami suka dan duka. 

Ibarat  peribahasa berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; bersakit-sakit dulu, bersenang-senang, ini dikandung maksud Apabila ingin mendapatkan kesenangan atau keberhasilan di kemudian hari haruslah berani bersusah payah terlebih dahulu.

Peribahasa berakit-rakit ke hulu bersenang kemudian, belajar maka akan mendapatkan keberungan atau tercapai cita-citanya. 

Seorang santri saat belajar harus dengan niat yang tulus ikhlas, mereka belajar dengan gurunya untuk mencari ridho serta hidayah, sesuai dengan maqolla rosul : Maniz dada ilman walam yazdad hudan lam yazdad minallahi illa bu'dan yang artinya : Barang siapa makin bertambah pelajaran ilmunya dan tidak bertambah hidayahnya, maka ia akan makin jauh dari Allah.

Selama belajar,  jangan berfikir miskin nantinya, harus selalu berdoa untuk saat belajar harus bekerja keras. Seorang santri Harus punya cita-cita sendiri, saat jadi santri kemudian disuruh hafalan, diikuti ssja jangan protes, nantinya saat berganti waktu dikemudian hari mesti hafalan yang dulu pernah disimpan dalam memory otak kita, akan bisa bermanfaat dan berguna tentunya. 

Cerdasnya santri tapi orangtuanya tidak memberikan ongkos atau kecukupan dalam memberikan nafkah pendidikannya itu adalah bagian dari cobaan santri dalam belajar, makanya beruntunglah bagi santri yang dicukupi daya tangkapnya cepat, ekonomi keluarganya kecukupan dan bekal selama belajarnya orangtuanya mengirimkan uang sakunya dan uang pendidikannya dengan harta yang dicari halal. Maka akan berdampak pada keturunan atau nasib santri tersebut. 

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun