Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pencegahan Stunting Menjadi Garapan Utama di 100 Kab/Kota di Indonesia

25 Januari 2018   10:41 Diperbarui: 25 Januari 2018   11:05 2867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praktek PMBA di Brebes/Doc Pribadi

Hari ini diperingati sebagai hari Gizi Nasional ke-58 dengan tema Cegah Stunting, Bersama Keluarga Kita Jaga 1000 Hari Pertama Kehidupan. Perbaikan Gizi ternyata menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional tahun 2015-2019. 

Di dalam perbaikan gizi salah satunya intervensi adalah stunting (pendek/kerdil), karena hal ini merupakan prediktor rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dampaknya menimbulkan risiko penurunan kemampuan produktif suatu bangsa. Hal ini yang melatarbelakangi sehinga upaya pencegahan dan penanggulangan stunting menjadi sangat penting. 

Stunting merupakan manifestasi dari kegagalan pertumbuhan (growth faltering) yang dimulai sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan surat No. PR.05.01/5/0509/2018 tertanggal 19 Januari 2018 perihal kegiatan intervensi stunting triwulan I di 10 Kab/Kota Lokus Stunting. 

Intisari dari Surat itu adalah dalam rangka mengurangi serta menangani prevelensi stunting Pemerintah ditingkat Pusat mengeluarkan kebijakan serta regulasi yang diharapkan dapat berkontribusi pada pengurangan prevelensi stunting, sehingga diperlukan koordinasi lintas sektor, dan pemangku kepentingan baik dari pusat, daerah, dunia usaha, masyarakat umum dan lainnya.

Adapun promosi kesehatan yang diharapkan meliputi : 1) Penyegaran orientasi kader kesehatan secara terpadu, 2) penyuluhan kelompok tentang program kesehatan masyarakat, 3) survai mawas diri, 4) Advokasi tingkat desa dan kecamatan bidang kesehatan, 

5)penggerakan keluarga masyarakat untuk mendukung program kesehatan, 6) pembinaan kelompok beserta masyarakat, 7) penggalangan dukungan masyarakat, lintas sektor dan dunia usaha, 8) tenaga kontrak promotor kesehatan di puskesmas, 9) Promosi kesehatan KIT di Puskesmas.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Anung Sugihantono, M.Kes, menerangkan bahwa pencegahan dan penanggulangan stunting harus dimulai secara tepat sebelum kelahiran dan berlanjut sampai anak berusia dua tahun.

 "Intervensi paling menentukan untuk dapat mengurangi dan memperbaiki gangguan yang terjadi pada anak perlu dilakukan pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK)", tutur Anung pada puncak peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) ke-58 di Auditorium Siwabessy Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Selatan, Kamis pagi (25/1).

Ditambahkan oleh Anung, bahwa sebagai sebuah masalah yang harus dicegah dan diselesaikan. "Kecuali bila postur tubuh sudah nampak sangat kurus, barulah sadar bahwa ada masalah", imbuhnya.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa kebanyakan keluarga tidak memiliki pengetahuan tentang gizi dan perilaku kesehatan yang tepat, lebih khusus, masih banyak perempuan tidak menyadari pentingnya gizi bagi diri mereka sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun