Mohon tunggu...
Tommy Patrio Sorongan
Tommy Patrio Sorongan Mohon Tunggu... Penulis - Bocah Kaliabang Dukuh Bekasi

Bukan ahli macem-macem... menulis hanya untuk mempertanyakan sesuatu yang dilihat dan dirasa

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Soal Mesin Pompa Cor Saja Ternyata Kita Belum Berdikari

5 Juli 2020   21:30 Diperbarui: 9 Juli 2020   13:09 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mesin Cor Pagi itu | dokpri

Namun saya juga meyakini bahwa tidak semua industri bisa dimasukan dalam lingkungan perdagangan bebas. Industri-industri strategis seperti alutsista, alat berat, Steel dan semen tidak bisa kita gantungkan terhadap negara asing. Mana bisa kita menjadi negara yang besar, jaya, dan berdikari kalau untuk masalah industri strategis kita masih bergantung pada bangsa lain.

Melihat kondisi tentang si mesin pompa cor tadi, saya mulai berpikir. Saya melihat alat-alat berat itu adalah mutlak sebagai cabang produksi utama sebuah negara. Bahkan negara-negara dapat dikatakan sebagai negara yang kuat apabila punya industri alat beratnya sendiri. 

Kalau Indonesia tidak dapat memproduksinya, tentu pembangunan dalam bentuk apapun terkesan sangat bergantung pada negara lain. Apa kita harus menunggu bantuan asing baru membangun.

Dalam menyelesaikan persoalan ini, pemerintah harusnya bisa berkolaborasi dengan instansi swasta untuk mengembangkan teknologi.

Dengan kolaborasi seperti ini, pemerintah tidak perlu membuang dana besar untuk riset, cukup menggandeng swasta dan hanya bersifat memberi jaminan.

Contoh yang paling bisa kita tiru adalah Korea Selatan. Untuk membangun kemampuan mereka dalam pengembangan teknologi, mereka berkolaborasi dengan kelompok swasta.

Pemerintah Korea berusaha memanggil perusahaan teknologi asing untuk berkolaborasi dengan perusahaan lokal, tentunya dengan memberikan insentif yang menarik.

Tujuannya, adalah, untuk menarik dan memastikan alih teknologi kepada Korea. Pihak Swastalah yang nantinya berkolaborasi untuk membuat alat-alat muktahir.

Demikian juga dengan smartphone, Samsung tidak akan mampu membuat televisi tanpa belajar dari NEC, perusahaan Jepang.

Atau, misalnya, Hyundai tidak akan mampu membuat kereta cepat apabila alih teknologi dari perusahaan Prancis Alstom berjalan dengan mulus.

Dan Daewoo tidak akan mampu merilis kapal-kapal yang sangat besar apabila tidak belajar dari struktur kapal-kapal buatan Jepang, Amerika, dan Norwegia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun