Mohon tunggu...
M U Ginting
M U Ginting Mohon Tunggu... -

penggemar dan pembaca Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Politik

Waketum Gerindra Ngawur dan Kekanak-kanakan

6 Maret 2019   20:28 Diperbarui: 8 Maret 2019   13:51 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Waketum Gerindra Arief Poyuono ngomong ngawur dan kekanak-kanakan ketika menyalahkan Jokowi soal nyabu dan tertangkapnya wasekjen PD Andi Arief di hotel Peninsula pada hari Minggu (3/3/2019).

Kalau anak-anak berbuat salah patut memang menyalahkan orang tua karena tanggungjawabnya mendidik anak-anaknya. Tetapi Andi Arief bukan anak-anak dan karena itu tidak bisa menyalahkan orang tuanya, apalagi . . . presiden negaranya . . . jauh sekali, tendensi yang disasar oleh waket Gerindra. Tindakan Andi Arief adalah kriminal, dan kriminal besar juga, karena Indonesia dalam keadaan darurat narkoba, disamping itu juga dia seorang penanggung jawab partai politik berkedudukan tinggi.

Menurut waketum Gerindra juga pemerintahan Jokowi tidak serius menangani peredara narkoba, karena sekarang narkoba lebih banyak, menurutnya. Tetapi tertangkapnya Andi Arief juga bukankah menandakan keseriusan menghadapi peredaran dan pemakaian narkoba?

"Pernyataan itu jelas tendensius, inisuatif dan bisa dibaca sebagai upaya mengkambinghitamkan pemerintahan Jokowi atas tindakan individual yang dilakukan seorang pengurus partai pendukung kubu Prabowo," kata Koordinator Ksatria Airlangga Teguh Prihandoko dalam keterangan tertulis, merdeka com Selasa (5/3).

Kata Teguh juga bahwa peredaran dan pemakaian narkoba oleh para politikus sangat berbahaya bagi kehidupan negara kalau politikus yang bertanggung jawab mabuk narkoba. Ini betul sekali memang!

Usaha memabukkan para politikus penanggung jawab suatu negara adalah salah satu usaha neolib/globalis NWO untuk merusak sebuah negara dan kemudian menguasainya, pemerintahannya maupun SDAnya, ekonominya dan finansialnya. Narkoba adalah bagian penting dalam usaha itu.

Sudah banyak contohnya di Indonesia, politikus dan pejabat masuk penjara. Terorisme adalah alat penting lainnya. Terorisme sudah semakin redup berkat penelanjangan bertubi-tubi dari ahli-ahli internasional dan publik dunia. "Terrorism made in USA" kata prof Chossudovsky, Ottawa University, hasil belasan tahun penyelidikannya soal terorisme sebagai alat penting kaum globalis tujuan NWO.

Alat lainnya seperti 'komunisme', sudah lama meredup dan dikenal sekarang sebagai hoax terbesar dalam sejarah kemanusiaan.

Narkoba, sex traffiking, pedofil, feminism, gerakan LGBT adalah alat perusakan kultur budaya nasional, termasuk juga 24/7 hiburan Hollywood dll. Semua ini adalah pengganti komunisme yang sudah gagal itu. Harus juga dimasukkan 'pengungsi-isme' buatan George Soros yang sekarang rame diperdebatkan di Eropah.

Soal narkoba di Eropah, tidak ada satu negarapun dimana narkoba berkurang, membandingkan dengan tuduhan waketum Gerindra kalau di Indonesia narkoba bertambah. Apakah Filipina misalnya narkoba berkurang? Tidak jelas juga memang.

Tetapi disana yang jelas ialah bahwa pengguna dan pengedar narkoba termasuk polisi dan walikota yang memihak dan ikut bisnis narkoba memang jauh berkurang, karena ditembak mati ditempat oleh pasukan pemberantas narkoba Duterte. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun