Mohon tunggu...
M U Ginting
M U Ginting Mohon Tunggu... -

penggemar dan pembaca Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hoaks

20 Februari 2019   16:39 Diperbarui: 20 Februari 2019   17:30 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Firehose of Falsehood", serangkaian cara propaganda untuk mencapai kemenangan tertentu dalam tujuan politik, atau untuk menjatuhkan lawan dalam pemilihan seperti pilpres AS 2016 dan Indonesia 2019. Cara ini terutama dengan menyiarkan dan menyebarkan terus menerus fake news atau hoaks sehingga lama-lama publik menganggap hoaks itu benar adanya. 

Sekarang ini 'Firehose of Falsehood' (saya singkatkan jadi FF) dituduhkan sebagai buatan Rusia dan telah dipakai untuk memenangkan Trump dalam pilpres 2016. Tanpa FF yang digiatkan oleh agen-agen Rusia, katanya capres nasionalis Trump tidak akan bisa menang melawan capres globalis Clinton Hillary. 

 Juga kemudian keberhasilan nasionalis Jair Bolsonaro di Brazilia dikatakan bisa menang karena pemakaian FF Rusia itu. Pada pokoknya barisan neolib kaum globalis NWO dengan mengerahkan MSMnya model NYT, WP, CNN, NBC News dsb yang oleh Trump media itu disebut sebagai 'the enemy of American people', semua itu pada rame-rame mengembosi publik dunia bahwa orang-orang pemimpin nasionalis ini adalah sumber dan pengedar FF. Di Eropah katanya cara ini dipakai oleh orang-orang Brexit, atau tepatnya Rusia dituduh pakai cara ini untuk memenangkan Brexit. Tanpa bantuan FF buatan Rusia ini katanya Brexit tidak akan pernah menang. 

 Dalam dua soal ini (Brexit, Trump) sepertinya berlaku hanya soal percaya atau tidak (karena tuduhan itu tidak ada buktinya juga sampai sekarang), dan bagi yang percaya pada perubahan dan perkembangan sejarah yang menuju 'revival nationalism' seluruh dunia, tentu tidak percaya hoaks penyebab kemenangan Brexit itu. Juga sama logikanya dengan kemenangan nasionalis Trump 2016, dimana perkembangan dan kebangkitan nasionalisme juga terlihat jelas di AS. Hoaks ini pada prinsipnya adalah usaha kaum globalis NWO untuk membendung revival nasionalisme yang semakin gencar dimana-mana.  

 "Few people, including Trump's opponents, have publicly challenged the widespread belief that no obtainable evidence can prove that Russian interference changed any votes. Democrats, for the most part, have avoided attributing Hillary Clinton's defeat directly to Russian machinations. They have more readily blamed James Comey, the former F.B.I. director, for reversing Clinton's thin lead in the final days of the campaign by reopening a criminal investigation into her mishandling of classified e-mails."

sumber

Kebocoran dokument Clinton (dari FBI Comey + WikiLeaks) sudah ada sebelum 'dihadirkan' orang Rusia dengan 'the firehose of falsehood'nya dalam menilai kekalahan Clonton yang mengakibatkan kemenangan Trump. WikiLeaks misalnya sudah lahir jauh sebelum Rusia mulai belajar internet. Lagi pula dari segi banyak suara, Clinton 2,8 juta suara lebih banyak dari Trump. Tetapi yang menentukan adalah electoral college yang dimenangkan oleh Trump (304 kontra 227). Sama halnya ketika Bush menang dari Al Gore tahun 2000, elektoralnya dimenangkan oleh Bush, padahal dari suara votes untuk Al Gore lebih setengah juta. 

 Lucunya lagi Trump malah memaki-maki sistem elektoral ini adalah tidak demokratis dan tidak adil katanya. Dia tahu kalau itulah yang bikin dia menang, tapi malah dimaki he he . . . itulah Trump dengan taktik jitunya yang bernama 'unpredictable'! Taktik dan strategi inilah yang telah memenangkan dan menyelamatkan Trump. Taktik 'predictable' dan jujur seperti Lincoln atau Kennedy, sangat berbahaya (maaf ini sedikit menyimpang he he ). 

 Dan harus diingat juga bahwa hoaks terbesar dalam sejarah kemanusiaan ialah hoaks komunisme (buatan NWO) yang telah berhasil membagi dunia jadi dua golongan bermusuhan, dan telah berhasil mengadu domba dan bikin korban jutaan manusia. Hoaks komunisme ini memang sengaja diciptakan oleh kaum globalis NWO dengan menyewa seorang intelektual 'penganggur' bernama Karl Marx. 

Jadi siapa yang paling berpengalaman dalam soal hoaks jelas bukan orang-orang nasionalis, tetapi justru terbukti adalah orang globalis NWO itu sendiri, pencipta hoaks terbesar dalam sejarah kemanusiaan itu. Karena itu globalis NWO adalah guru besar pencipta hoaks. 

Dan harus diingat bahwa hoaks itulah alatnya yang nomor satu pentingnya. Abad lalu kita sebut 'brainwashing' dan 'mind control'. Abad ini masih juga, tetapi namanya hoaks, yang lebih terus terang berbohong dan bikin kebohongan terus menerus sampai orang percaya kalau itu benar, atau apatis tak urusan. Dan juga hoaks itu cepat bisa dibongkar dan dibelejeti, tetapi diciptakan yang baru dan terus saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun