Mohon tunggu...
M U Ginting
M U Ginting Mohon Tunggu... -

penggemar dan pembaca Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pertemuan Dua Menlu

8 Juni 2018   03:15 Diperbarui: 8 Juni 2018   12:32 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertemuan ini antara menlu Indonesia dan menlu AS, di Washington DC, Sabtu (5/6). Pertemuan penting ini diharapkan bisa membantu 'meloloskan' pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Selain itu pertemuan ini adalah bilateral tanpa siapapun yang lain, hanya antara kedua negara, pembicaraan dalam banyak soal lain termasuk juga, ekonomi dan perdagangan. Politik 'bilateral' Trump berlaku disini. Dan Indonesia tentu tidak dirugikan dengan 'politik bilateral' ini. Malah menguntungkan karena tanpa campur tangan siapapun yang lain, seperti misalnya dalam soal 'trade' tidak harus dicampuri oleh organisasi free trade international.

Soal lainnya yang juga penting ialah soal terorisme. "Pada kesempatan itu juga dibahas mengenai penanggulangan terorisme." (merdeka com). Dan ini sangat menarik karena Pompeo adalah ex Direktur Jendral CIA sebelum jadi menlu AS. Sedangkan CIA apalagi jenderal direktur nya tentu sangat tahu apa itu terorisme, dibandingkan dengan pengetahuan menlu-menlu lain seluruh dunia.

Terorisme kata prof Chossudovsky begini:

"the so-called war on terrorism is a front to propagate America's global hegemony and create a New World Order. Terrorism is made in USA, The global war on terrorism is a fabrication, a big lie".

Disini harus juga dicatat bahwa ucapan Chossudovsky ini adalah ketika era Obama. Di era Trump 'fabrik terorisme' itu sudah pindah entah kemana, karena Trump seorang nasionalis anti globalis, anti deep state sehingga sekarang Trump adalah musuh utama deep state. 

"The Deep State consists of CIA/FBI, Freemasonry and Organized Jewry in service of the World Central Banking cartel. This cancer cannot be treated unless the disease is recognized." ditulis oleh Henry Makow, PhD. Seterusnya Henry Makow  bilang: 

"Western intelligence services like the CIA and MI-6 serve the bankers, not the taxpayers who pay for them. They are responsible for most terrorism. Politicians and media make this charade possible."- Henry Makow,  The Gastly Truth Behind Terror

 https://www.henrymakow.com/2018/02/terrorism-the-bitter-truth.html

Karena itu pengetahuan Pompeo soal terorisme bukan pengetahuan sembarangan karena jabatannya sebagai ex direktur jenderal CIA itu.

Dengan perbedaan pengetahuan yang sangat menyolok ini tentu pembicaraan tentang terorisme dengan Pompeo pastilah 'sangat lucu'  he he . . . Pompeo seakan-akan hanya berpura-pura tidak tahu apa-apa walaupun dia yang ngatur semua gerak-gerik teror itu.  Atau kedua pihak hanya bersandiwara? Uh, sejauh itu kelihatannya tidaklah, terutama tidak mungkin dipihak menlu Indonesia itu bersandiwara berpura-pura.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun