Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lima Akal-akalan yang Dilakukan Anak agar Tetap Bisa Main Game Online

30 Mei 2020   09:08 Diperbarui: 30 Mei 2020   09:17 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Boneka sering dijadikan hadiah dalam perlombaan game online. (foto: dok. pribadi)

Bahwa anak-anak zaman sekarang sulit dipisahkan dari gadget (gawai) memang tidak bisa dimungkiri lagi. Ke sekolah, ke rumah teman, ke tempat bermain, apalagi di rumah, gawai selalu ada di genggeman mereka.

Kadang dalam acara kumpulan keluarga, sedikit sekali terjadi percakapan. Semua asyik memainkan jarinya pada gawai. Kalau ada yang memulai obrolan, paling menengok sebentar, kemudian kembali fokus untuk menggeser-geser tampilan layar gawai.

Anak-anak pun tidak kurang akal, jika paket kuota internet di gawainya sudah habis. Ada saja cara, untuk mendapat kuota internet, utamanya untuk meneruskan permainan game online. Untuk permainan itu, mereka seolah tidak mau terhenti sehari pun.

Berikut ada lima (5) akal-akalan yang dilakukan anak-anak untuk bisa terus menyambung kuota internetnya tidak habis. Ada yang cerdas, ada yang lucu, dan ada juga yang bikin keki. Semuanya dirangkum berdasarkan beberapa pengalaman orangtuanya.

1. Jatah uang bekal sekolah

Selama liburan sekolah di masa pandemi covid-19, anak-anak justru punya waktu yang lebih banyak memainkan gawai. Di awal-awal memang penggunaannya agak benar. Misalnya untuk melakukan video call dengan gurunya. Atau mengirimkan editan video atas tugas guru masing-masing bidang studi.

Namun, belakangan juga para guru sudah kehabisan ide untuk memberikan tugas. Jadi gawai pun kembali dipakai untuk bermain game online. Keruan sajat paket internet cepat habis. Kalau sudah habis anak-anak kembali minta diisi paket kuota internet. "Argumentasinya, selama ini tidak menerima bekal sekolah. Jadi anak-anak tetap minta jatah bekal sekolah, yang kemudian dibelikan pulsa kuota internet," kata Ibu Amalia Rahayu.

2. Orangtua ketat, paman jadi sasaran

Ada juga orangtua yang ketat dalam hal memberikan uang pembelian pulsa kuota internet kepada anak-anaknya. Orangtua yang bersangkutan sudah memberikan pembatasan besaran uang tiap bulannya dengan nominal tertentu. Cuma anak-anak zaman sekarang tidak kurang akal.

Gagal minta uang kepada orangtua, mereka ada yang merayu pamannya. Bahkan pamannya yang lintas pulau pun dihubungi, untuk bisa mengirim pulsa paket kuota internet. "Iya keponakan saya yang di Jambi, suka minta dikirim paket internet. Kalau ketahuan orangtuanya dia pasti kena marah. Cuma saya tidak tega. Lucunya lagi, tiap kali minta dia bilang 'Oom ini yang terakhir kali, jangan bilang-bilang ayah'. Tapi baru dua minggu, dia hubungi saya lagi, melakukan permintaan yang sama," tutur Bapak Didih Hudaya.

3. Punya bukti pernah menang lomba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun