Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antrean Nasabah di Bank Mirip Pembagian Sembako

8 April 2020   12:22 Diperbarui: 8 April 2020   12:41 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrean nasabah sampah ke tempat parkir halaman bank. (dokpri)

Rasanya tak tega melihat pasangan kakek nenek, kepanasan dalam barisan sejumlah orang yang antre masuk ke bank. Tapi itulah kenyataannya, pemberlakuan physical distancing membuat pelayanan di bank, jadi sangat lambat dan memunculkan antrean panjang konsumennya.

Tidak peduli laki-laki atau perempuan, tua atau muda, harus taat antre sebelum mendapat pelayanan. Antrean pun tidak kira-kira sampai mengular panjang keluar dari kantor bank. Mereka harus menanggung risiko kepanasan di tempat parkir.

Pemandangan di kantor bank jadi terlihat aneh. Tidak jauh beda dengan kantor kelurahan atau halaman masjid, saat diberlangsungkannya pembagian sembilan bahan pokok (sembako). Pengendara yang melintas di kantor bank itu pun bisa bertanya-tanya, apakah ada pembagian sembako gratis?

Padahal tidak ada pembagian barang-barang gratis. Antrean itu sejatinya memang nasabah yang ingin menabung, mengurus pensiunan, sampai yang cuma mau perbaikan kartu ATM.

Mereka tidak diperkenankan terlalu banyak berkumpul di dalam ruangan bank. Mereka dipersilakan baris di halaman bank dan menunggu panggilan sesuai nomor antrean.

Harus ada jarak di antara sesama nasabah bank. (dokpri)
Harus ada jarak di antara sesama nasabah bank. (dokpri)

Di kantor cabang pembantu Kecamatan Rancasari Kota Bandung, bank pelat merah itu sejak dua minggu lalu menerapkan aturan penggunaan kursi yang menjadi tempat duduk konsumen yang menunggu, tidak boleh terisi semua. Artinya harus ada tempat duduk yang kosong sebagai jarak pemisah konsumen yang menunggu pelayanan.

Dengan kondisi seperti itu, daya tampung untuk menerima konsumen di bank yang bersangkutan, berkurang setengahnya. Semula, kursi tunggu bisa menampung belasan orang, sekarang setelah diberi jarak, maksimal hanya delapan konsumen saja yang berada di dalam bank. Konsumen yang sudah mengambil nomor antrean, dipersilakan menunggu di luar ruangan bank.

Keluhan pun bermunculan dari para konsumen. Seperti dituturkan pasangan kakek nenek Bapak Hari-Ibu Lilis, yang merasa capek antre berdiri di luar ruangan bank. Sudah tidak bisa duduk, mereka juga merasa kepanasan. Mereka terpaksa menunggu di luar karena didalam bank sudah terisi delapan orang.

"Iya antrenya lama. Jadi capek nunggunya. Sudah gitu, udara di luar panas lagi. Kalau yang dilayani di dalamnya, berjalan cepat, tidak jadi soal. Tapi satu orang saja, kadang dilayaninya bisa sampai limabelas menit. Tinggal kalikan saja dengan delapan orang yang di dalam. Jadi saya harus nungu berapa menit," katta Bapak Hari.

Ada yang tidak tahan kepanasan saat antre di halaman parkir bank, memilih pergi dulu sambil menitip pesan kepada petugas keamanan. Mereka yang rumahnya dekat dengan kantor bank itu, memilih pulang dulu dengan bekal sudah mengetahui jam berapa harus balik lagi, Ada juga yang meninggalkan antrean untuk berbelanja dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun