Mohon tunggu...
Ahmad Sayyidulhaq
Ahmad Sayyidulhaq Mohon Tunggu... Penulis - Liberte

Hidup membutuhkan orang lain, orang lain membutuhkan hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memperbaharui Kehidupan: Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan Buruh (bag.1)

16 Mei 2019   23:31 Diperbarui: 17 Mei 2019   00:16 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Misalkan diambil waktu dari dampak kemacetan tersebut adalah 1 jam artinya sisa waktu perjamnya dari satu hari harus dibagi untuk kemacetan tersebut, tersisalah 7 jam lagi. Dari 7 jam tersebut kelelahan sehabis bekerja dan ketika terkena dampak dari kemacetan tersebut memiliki efektivitas terhadap tubuh sehingga menjadi lelah dan juga berpengaruh terhadap sisa waktu 7 jam dalam satu hari itu yang harus dilewati dengan kelelehan. Terlalu letih ketika merasakan itu ataupun membayangkannya saja.

Kehidupan buruh seperti yang telah dipaparkan tersebut dapat dimaknai dengan suatu bentuk eksploitasi. Dimana sebagian waktu buruh yang  cukup berharga tersebut sebagian dilakukan untuk bekerja, istirahatnya para buruh dengan sebagian waktu tersebut dilakukan untuk mempersiapkan stabilitas tubuh agar dapat bekerja untuk keesokan harinya, dan waktu yang tersisa untuk buruh disatu hari dalam kehidupannya sebagai bentuk kelelahan dari bekerja.

Dalam perspektif ilmu-sosial ,buruh merupakan seseorang atau sautu kelompok sosial yang bekerja kepada orang lain atau suatu kelompok sosial. Yang dimaksud dari hal ini adalah seperti antara buruh-pemilik modal, pekerja-bos dan majikan-budak. Adanya spesifikasi ini didasari oleh suatu kepentingan, baik itu kepentingan materil dan kekuasaan. Misalnya bos dalam suatu instansi memiliki suatu kepentingan terhadap buruh agar ketika buruh bekerja kepadanya bos tersebut dapat memperoleh kepentingan yang menguntungkan kepadanya, dalam hal ini konteks yang lazim ada yaitu kepentingan materil.

Jika mengacu dengan perspektif tersebut dapat ditarik suatu persepsi bahwasanya kehidupan buruh yang dihabiskan untuk bekerja tersebut digunakan untuk menguntungkan kepentingan bos, beristirahat agar keesokan harinya bos dapat mendapatkan keuntungan dari kepentingannya, dan sisa waktu digunakan pasca berkontribusi untuk keuntungan dan kepentingan bos tersebut tinggal suatu kelelahan.

Kondisi buruh saat ini membutuhkan tambahan waktu untuk memproduktivkan kehidupannya diluar dari pekerjaan tersebut. Karena memang hakikat manusia sendiri bukan hanya digunakan untuk berkerja saja namun juga digunakan untuk bersolidaritas, melakukan interaksi, berhubungan sosial, mengembangkan potensi diri, dan juga mengembangkan pengetahuan diri. Sangatlah banyak aspek-aspek lain dalam kehidupan yang bukan hanya memfokuskan kepada bekerja saja.

Kondisi sosial buruh saat ini dan kondisi sosial buruh diperistiwa HayMarket berbeda, 8 jam kerja menjadi hal yang berharga dibandingkan dengan 18-20 jam kerja dalam sehari. Namun bukan berarti ketika melakukan transformasi 8 jam kerja para buruh merupakan bentuk dari tidak menghargai ataupun mengenang jasa para martir HayMarket, bentuk penghargaan dan pengenangan dalam kemasan yang berbeda adalah suatu hal yang bersifat solutif. Bentuk baku dari penghargaan perjuangan di HayMarket tersebut tidaklah juga harus secara komprehensif sama, mengingat kondisi sosial disetiap zaman berbeda dan kalau perjuangan 8 jam kerja dari para buruh di peristiwa HayMarket tersebut terus dipertahankan cenderung memiliki sifat yang konservatif dan ortodoks.

Pengurangan jam kerja adalah suatu bentuk penghargaan terhadap usaha para martir dalam peristiwa HayMarket tersebut yang terdapat kesamaan landasan bergerak dalam perjuangan dan pengusahaan pengurangan jam kerja yang diakibatkan oleh eksploitasi. Berkurangnya 1(satu) jam kerja bagi para buruh sungguh sangat berharga untuk para buruh, dari satu jam yang ada dapat melakukan hal-hal yang produktif seperti membaca buku, menulis, berdiskusi, membangun solidaritas, melakukan hubungan sosial kepada masyarakat/keluarga dan melakukan upaya lain untuk mencukupi kebutuhan finansial bagi para buruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun