MALANG, Jawa Timur, BeritaSekarang.Id -- Tanggal 1 Oktober 2025 menandai peringatan tiga tahun Tragedi Kanjuruhan, Sebuah peristiwa mengerikan yang menewaskan ratusan suporter Arema menjadi suatu bencana yang mengerikan bagi sepak bola dunia khususnya indonesia.
Tragedi 1 Oktober 2022 itu pecah setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya itu, bukan cuma jadi catatan kelam bagi sepak bola indonesia, tapi juga dunia karena memakan korban lebih dari 135 jiwa.
Musibah Kanjuruhan yang sangat memilukan dan meninggalkan duka abadi bagi keluarga korban, jadi pukulan besar dalam keamanan stadion dan pengelola event sepak bola di Tanah Air yang sesuai dengan regulasi federasi sepak bola dunia, FIFA.
BACA JUGA Â : Â China Perkenalkan Chip Kuantum Zuchongzhi-3 yang Diklaim 1.000 Triliun Kali Lebih Cepat dari Superkomputer
*Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Versi Polisi
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigir Prabowo mengungkap kan ditemukan 125 orang tewas akibat tragedi kerusuhan di Stadion, Kanjuruhan, Malang.
Data itu mengacu pada identifikasi akhir dari Tim Disaster Victim Identification (DVI) dan Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten dan Kota Malang.
"Konfirmasi saat ini terverifikasi meninggal dunia dari awal infromasi 129, saat ini data terkahir hasil pengecekan DVI dan Dinkes jumlahnya 125 orang," ujar Listyo di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (2/10) malam.
*Penyebab Korban Tewas Jadi Sorotan Dunia
Salah satu jadi sorotan tajam penyebab jatuhnya ratusan korban Tragedi Kanjuruhan yaitu penggunaan gas air mata yang ditembak kan polisi di dalam stadion. Tindakan Polisi itu dikritisi karena menembakkan gas air mata, tidak hanya di lapangan, tapi di tribun juga ke tempat suporter yang ingin turun.
Berikut ini beberapa fakta tentang Tragedi Kanjuruhan yang merenggut 135 korban jiwa 1 Oktober 2022.