Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hati-hati pada Trik dan Kecepatan Kejahatan via Telepon

27 Juni 2016   05:51 Diperbarui: 27 Juni 2016   18:42 1738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi II sumber gambar ; https://www.maxmanroe.com/wp-content/uploads/2015/10/Penipuan-Melalui-Telepon.jpg

Balik ke Om 'Polisi' yang tadi nelpon.

Saya paham ini modus. Dan saat di ruang tunggu itu tabiat usil saya pun kumat. Jadi saya ladeni saja si penelpon untuk main-main.

"Jadi benar Citra ini anak bapak yang sekolah di ****...Dan istri Bapak bernama ibu Lia dan berkerja di+++ ?" (dia mnyebutkkan nama lengkap anak saya, sekolahnya, nama istri saya dan tempat kerjanya)

"Ya benar," 

Kemudian dia katakan kronologi penangkapan anak saya. Diselingi tanya jawab seadanya dari saya dengan maksud mengulur waktu bicara.

"Begini, pak, anak bapak saya tahan, tapi bisa. .."(belum sempat dia selesaikan bicara langsung saya potong).

"Silahkan ditahan saja pak Polisi, ndak apa-apa. Anak saya banyak. Ada di mana-mana, kok."

"Tapi pak, Citra anak Bapak, kan? Dan istri Bapak bernama ibu Lia. Bagaimana ini?"

"Iya iya anda benar. Biarkan saja. Ambil saja anak saya, kalau perlu istri saya juga. Saya punya banyak, pak"

Saya pun melanjutkan "Eh, pak Polisi, kita udah lama ngobrol nih, apa tidak sayang dengan pulsa bapak yang terkuras?"

Nampaknya si Penelpon sadar dikerjain. Langsung muncul makian kata "Anj+++!". Klik ! Telpon pun ditutupnya.
Kali ini saya cukup terhibur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun