Mohon tunggu...
Gunawan S. Pati
Gunawan S. Pati Mohon Tunggu... Dosen - dosen

Penikmat buku dan pengamat pendidikan dan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Menciptakan Pembelajaran yang Menarik dan Mudah Dipahami bagi Peserta Didik Melalui Infografis

28 Juni 2021   08:30 Diperbarui: 29 Juni 2021   04:36 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswi SD (Sekolah Dasar) belajar menggunakan sistem daring (online) di Jakarta Timur, Kamis (19/3/2020). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus mengembangkan sistem pembelajaran secara daring (dalam jaringan) untuk menekan tingkat penyebaran wabah COVID-19 yang kian masif di Indonesia.(ANTARA FOTO/FAKHRI HERMANSYAH)

Rencana Mas Menteri Nadiem Makarim untuk memulai pembelajaran tatap muka (PTM) pada tahun pelajaran 2021/2022 bisa jadi ditunda. Padahal sebagian sekolah di seluruh Indonesia sudah melaksanakan uji coba PTM dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.

Awal bulan Juni 2021, grafik orang yang terpapar Covid-19 semakin meningkat dan anak-anak juga mulai banyak yang terpapar Covid-19. 

Informasi terakhir dari Kompas.com (26/06/2021), rekor baru dalam sehari 708 anak di Yogyakarta tertular Covid-19. Sebelumnya jarang terdengar anak usia 0-18 tahun terpapar Covid -19, tetapi setelah muncul varian Delta banyak anak-anak usia balita dan remaja yang terpapar Covid-19.

Dalam menghadapi situasi seperti ini, pengambil kebijakan jadi bingung dalam mengambil keputusan, ibaratnya bagai makan buah simalakama. 

Nekad membuka PTM yang sudah direncanakan dengan matang tetapi khawatir terjadi lost generation akibat penularan Covid-19 varian Delta lebih cepat. Sebaliknya, lembaga pendidikan tetap menggunakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) khawatir terjadi learning loss. 

Diperlukan analisis pengambilan keputusan yang paling tepat dan mengurangi dampak yang terjadi meskipun pandemi Covid-19 yang sulit diprediksi kapan berakhir. 

Pandemi Covid-19 khususnya PJJ tidak hanya berdampak pada learning loss, tetapi juga kesenjangannya hasil belajar antara siswa yang mampu dengan tidak mampu semakin lebar. 

Bagi keluarga ekonomi menengah ke atas, mereka mampu memenuhi fasilitas belajar anaknya dan bisa mendampingi anak belajar. Sebaliknya, keluarga yang kurang beruntung, untuk makan sehari-hari saja sulit akibat banyak yang di-PHK apalagi memenuhi sarana belajar anaknya.

Pandemi Covid-19 sudah satu setengah tahun sejak pertama kali diumumkan 2 Maret 2020. Pada waktu itu hampir semua sekolah memutuskan untuk PJJ akibat khawatir covid-19 dapat menulari anak-anak. 

Saya teringat waktu pertama keluhan guru dipaksa harus mampu beradaptasi dengan model pembelajaran dalam jaringan (daring). Para guru sudah cukup lama berada di zona nyaman dalam pembelajaran tatap muka. 

Dengan pembelajaran daring yang menggunakan jaringan internet dan menggunakan beberapa aplikasi pembelajaran, para guru pada waktu itu perlu waktu untuk menyesuaikan model pembelajaran baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun