Mohon tunggu...
Pavel Alessandro Tristan
Pavel Alessandro Tristan Mohon Tunggu... Pelajar SMA Kolese Kanisius

manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Canisius College Cup XL: Bukan Hanya Sarana Berlomba, Tetapi Tempat Bertumbuh

5 Oktober 2025   19:54 Diperbarui: 5 Oktober 2025   19:54 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampilan Bernadya pada Closing Canisius College Cup XL 2025 (sumber: dokumentasi pribadi)

Ad maiora natus sum.

 Ad maiora natus sum. Kalimat Latin ini berarti "Aku dilahirkan untuk hal-hal yang lebih besar." Ungkapan ini tidak hanya menjadi semboyan, tetapi juga semangat yang hidup di tengah para Kanisian. Semangat itu terlihat jelas setiap kali Canisius College Cup digelar. Tahun ini, CC Cup XL 2025 kembali menjadi ajang besar yang bukan hanya dipenuhi sorak-sorai penonton dan gemuruh drum supporter, tetapi juga menjadi tempat lahirnya nilai-nilai hidup yang membentuk karakter anak muda.

CC Cup bukan hanya soal kemenangan di lapangan. Ia adalah perjalanan panjang yang menuntut tanggung jawab, kerja keras, dan kemampuan untuk bekerja bersama. Setiap siswa, mulai dari SMP hingga SMA, diberi peran sebagai panitia. Mereka belajar menjadi pemimpin, pengatur waktu, dan pemecah masalah sejati. Dari mengatur jadwal pertandingan hingga menjaga kebersihan area sekolah, setiap tugas memiliki makna tersendiri. Di sinilah karakter seorang Kanisian ditempa. Banyak dari mereka yang awalnya tidak percaya diri akhirnya berani mengambil keputusan penting. Ada juga yang belajar menghadapi tekanan dan tetap tenang ketika keadaan tidak berjalan sesuai rencana. Semua pengalaman itu perlahan membentuk rasa tanggung jawab yang nyata, bukan karena dipaksa, tetapi karena tumbuh dari kesadaran.

Bahkan dalam perbedaan cara kerja, mereka belajar untuk menyesuaikan diri dan mencari titik tengah.

Konsep melibatkan seluruh murid dalam kegiatan besar ini sebenarnya sederhana, tetapi sangat mendalam. Ketika seseorang diberi tanggung jawab nyata, ia belajar untuk tidak hanya berpikir tentang dirinya sendiri. Ia belajar memikul beban bersama, berjuang untuk kepentingan yang lebih besar. Nilai cura personalis atau perhatian terhadap pribadi sungguh terasa di sini. Setiap panitia diajak untuk peduli bukan hanya pada tugasnya, tetapi juga pada rekan-rekannya. Mereka belajar memahami satu sama lain, menghargai perbedaan kemampuan, dan saling membantu ketika kelelahan mulai terasa. Bahkan dalam perbedaan cara kerja, mereka belajar untuk menyesuaikan diri dan mencari titik tengah. Di situlah muncul rasa saling menghormati yang tulus dan kesadaran bahwa setiap orang punya perannya masing-masing.

Selain itu, semangat magis atau keinginan untuk selalu menjadi lebih baik juga tumbuh kuat dalam diri setiap siswa. Tidak sedikit panitia yang awalnya merasa kewalahan, tetapi seiring berjalannya waktu, mereka menemukan ritme dan semangat baru. Ada rasa puas yang muncul ketika melihat acara berjalan lancar karena kerja keras bersama. Di sinilah makna magis terlihat nyata: bukan tentang menjadi sempurna, melainkan tentang berani memperbaiki diri sedikit demi sedikit.

Nilai man for and with others pun tumbuh secara alami. Dalam setiap panitia, tidak ada yang benar-benar bekerja sendirian. Ada dukungan, tawa, bahkan kadang perdebatan kecil yang justru mempererat persahabatan. CC Cup menjadi ruang di mana siswa belajar bahwa bekerja bersama orang lain tidak selalu mudah, tetapi justru di situlah kekuatan komunitas terbentuk. Mereka menyadari bahwa hasil besar hanya bisa lahir dari kolaborasi yang tulus.

Namun, yang paling mengesankan adalah nilai persevera, yakni ketekunan dan keteguhan hati. Hari-hari panjang menjelang pembukaan CC Cup seringkali melelahkan. Panitia harus menyiapkan banyak hal: perizinan, dekorasi, sponsor, hingga teknis pertandingan. Tidak jarang mereka harus pulang larut setelah memastikan semuanya siap. Tapi dari kelelahan itu tumbuh keteguhan yang luar biasa. Mereka belajar untuk tidak mudah menyerah, meski situasi sulit sekalipun. Dari sinilah karakter tangguh terbentuk, bukan karena hasil, melainkan karena prosesnya.

Selain bagi panitia, CC Cup juga memberikan ruang belajar yang berharga bagi pemain dan penonton. Para pemain belajar tentang sportivitas, mengakui kekalahan dengan kepala tegak, dan menghormati lawan sebagai sahabat, bukan musuh. Sementara penonton belajar menjadi bagian dari komunitas yang mendukung dengan semangat positif. Dalam suasana kompetitif itu, mereka semua dipersatukan oleh semangat yang sama: untuk bertumbuh bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun