Mohon tunggu...
Paulus Teguh Kurniawan
Paulus Teguh Kurniawan Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

Alumni Master of Science in Finance dari University of Edinburgh, Inggris Raya. Fasih bicara bahasa Inggris dan Mandarin. Saat ini bekerja sebagai akuntan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Saya Menolak Lupa pada Dosa Nasdem dan Hanura!

19 April 2016   14:01 Diperbarui: 19 April 2016   14:17 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengamati komentar para netizen dalam berita-berita mengenai Ahok di kompas.com dan detik.com membuat saya merasa ironis. Di satu sisi, sebagai pendukung Ahok, saya senang melihat banyaknya kecaman pada musuh-musuh politik Ahok dan banyaknya dukungan kepada mereka yang mendukung Ahok. Saat ada politisi menyerang Ahok, langsung diserang habis-habisan oleh para netizen, sampai komentar mencapai ratusan. Dan begitu pula saat ada berita nasdem dan hanura mendukung ahok, langsung para netizen bergembira, saya melihat beberapa komentar bahkan mengagung-agungkan nasdem dan hanura setinggi langit. Sampai terkesan berlebihan.

Wahai para netizen, saya harus katakan dengan jujur: bangsa Indonesia ini masih terjangkit penyakit "mudah lupa", sekalipun belakangan ini sudah semakin banyak berhembus gerakan menolak lupa. Dan saya yakin penyakit ini menjangkiti kita semua, bukan hanya kaum awam yang gak melek teknologi. Para netizen yang rajin baca berita politik di media online pun saya yakin juga terjangkiti penyakit ini.

Ingat saat dulu terjadi kasus korupsi daging sapi oleh ketua umum PKS? Saat itu seketika dukungan untuk PKS anjlok luar biasa dalam berbagai survei. Nyatanya, dalam pileg beberapa tahun setelahnya, ternyata suara PKS cukup lumayan. Padahal sejak masa korupsi daging sapi hingga pileg itu, seingat saya, PKS tidak melakukan hal bagus apapun untuk memperbaiki citranya. Kenapa bisa demikian? LUPA. Masyarakat lupa pada dosa PKS itu.

Begitu juga dengan PPP. Saat ketua umumnya terjerat kasus korupsi dana naik haji, mereka juga ternyata dapat jumlah suara cukup lumayan dalam pileg. Lagi-lagi, penyakit yang sama: LUPA. Lupa pada dosa PPP.

Karena itu, tidak heran, setahun yang lalu para politisi koalisi merah putih berani begitu terang-terangan mendukung UU pilkada tidak langsung, meski hal itu jelas-jelas memicu amarah luar biasa masyarakat. Mereka tentunya berpikir: toh pileg berikutnya masih 5 tahun lagi. Nanti masyarakat pasti sudah lupa. Cara berpikir yang memang tepat. Bahkan saat inipun, 1,5 tahun sejak isu tersebut berlalu, berdasarkan pengamatan pribadi saya, banyak masyarakat sudah mulai lupa pada dosa KMP itu. Banyak masyarakat sudah kembali mempercayai partai-partai yang tergabung dalam KMP itu.

Nah, sekarang pada pokok pembahasan saya: kejahatan Nasdem dan Hanura! Saya merasa prihatin melihat banyaknya netizen begitu mengagung-agungkan Nasdem dan Hanura, berusaha supaya Nasdem dan Hanura memenangi mutlak pemilu mendatang. Woi, sudah lupa semua ya pada dosa Nasdem dan Hanura? Biar saya ingatkan lagi. Pertama-tama, dosa Nasdem dulu.

1. Kasus korupsi Patrice Rio Capella, yang kemudian menjerat O.C. Kaligis dkk. Ingatlah bahwa yang terjerat kasus tersebut adalah SEKJEN nasdem. Bukan sekedar kader bung, ini SEKJEN!

2. Kiprah jaksa agung kita. Sudah tahu semua kan kalau jaksa agung kita ini kadernya Nasdem? Masih ingat semua kiprahnya tidak? Terus-terusan menolak desakan menginvestigasi dugaan pelanggaran HAM masa lalu. Terus-terusan ngotot melanjutkan kriminalisasi Bambang Widjojanto, Abraham Samad dkk. Walaupun akhirnya dia mengeluarkan deponering setelah desakan masyarakat semakin kuat. Bahkan sejak awal, keputusan Jokowi menunjuk orang yang rekam jejaknya tidak jelas seperti ini menjadi jaksa agung, menunjukkan satu hal: pasti di balik layar nasdem telah menekan-nekan Jokowi untuk meminta jatah kursi jaksa agung ini. 

3. Revisi UU KPK.  Jangan lupa bahwa nasdem merupakan salah satu fraksi yang terang-terangan ngotot mendukung usaha pelemahan KPK dalam revisi UU KPK beberapa waktu lalu. Ngotot memperjuangkan adanya dewan pengawas KPK, kewenangan penyadapan dibatasi, dll.

Sekian dosa nasdem yang bisa saya sebutkan. Mungkin ada yang bertanya, kok cuma 3? Ya jelas dong, mereka kan masih partai baru. Justru baru berdiri saja sudah langsung bikin 2 dosa seperti ini, apalagi kalau nanti sudah lama. Dan satu hal patut diingat: namanya partai baru, mereka pasti akan berusaha pencitraan dulu, melakukan berbagai hal yang baik, supaya citranya terangkat. Nanti kalau sudah jadi partai besar, baru akan kelihatan wajah sesungguhnya mereka. Ingat, dulu Gerindra juga seperti itu. Saat baru berdiri, Mereka kelihatan begitu baik, mendukung Jokowi-Ahok di pilkada DKI, pasang badan melawan pelemahan KPK di DPR, mengsung Ridwan Kamil di Bandung, dll. Sekarang? Sudah kelihatan wajah aslinya kan?

Sekarang, dosa Hanura. Saya sebutkan beberapa yang saya ingat:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun