Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sandiago Uno dan JK, Nomor Dua Serasa Nomor Satu

25 Oktober 2016   17:11 Diperbarui: 25 Oktober 2016   17:21 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sandiago Uno dan JK, Nomor Dua Serasa Nomor Satu

Ada sindiran soal peran Pak Jokowi yang berlebihan dan Pak JK yang seperti ban serep. Menarik adalah peran ini mengapa bisa terjadi, sedang kalau Pak Jokowi dan Pak Ahok tidak ada masalah atau ungkapan seperti ini. Perlu ditarik ke belakang, bagaimana Pak JK sering nylamparilangkah presiden.

Jauh sebelum pelantikan pun sudah offside, bagaimana menentukan pidato kemenangan. Soal tempat saja seolah presidennya beliau. Hal ini berulang kali, soal PSSI, soal pelindo, soal cakapolri waktu Pak Budi G, dan banyak kasus lain yang sebenarnya kecil namun bisa mengganggu. Belum lagi jika melihat masa pemerintahan lampau.

Semasa pemerintahan dengan Pak Beye, Pak JeKa sering melakukan tindakan seolah presiden dan bukan wapres. Tidak heran Pak Beye tidak berkenan membawanya menjabat untuk periode kedua. Dan benar saja iklannya kampanye sebagai capres dengan slogan lebih cepat lebih baik. Salah satu tanda bahwa beliau susah  payah menahan diri sebagai orang nomor dua, sedang yang nomor satu sangat banyak pertimbangan.

Posisi yang semestinya bersiergi itu kalau tidak dikelola dengan baik akan mengganggu roda pemerintahan, dan presiden menyanangkan visi pemerintah, dalam hal ini  presiden dan wapres. Tentu dalam hal ini presiden memiliki peran yang lebih karena namanya saja orang nomor satu, jangan nanti mengatakan nomor dua yang bertindak dan nomor satu bertanggung jawab. Apakah harus bahwa yang nomor dua juga berperan? Idealnya iya, pembagian yang jelas sebagaimana kala Jokowi dan Ahok bekerja di Jakarta. Apakah bisa bekerja bersama itu menjadi pertimbangan dan menjadi masalah yang lebih besar.

Posisi sekarang lebih ideal dan bisa dikatakan stabilitas jauh lebih membantu daripada mengganggu. Penempatan posisi yang lebih bijaksana seperti ini daripada nanti gaduh lagi dan lagi. Memang pihak sebelah lebih memilih gaduh dengan komporannya soal Pak JeKa yang seperti di pinggirkan. Tentu pertimbangan masak baik politis, kekuasaan, ataupun pemerintahan telah diambil. Jangan sampai bahwa bukan kerja sama malah saling bertentangan.

Sandiaga Uno dan Peran Nomor Dua.

Menyaksikan sepak terjang, tingkah polah, dan perilaku salah satu calon wagub pada pilkada mendatang, Sandiaga Uno bisa tampil serasa gubernur. Soal keuangan jelas menjadi sponsor utama, pencalonan sejak awal juga sebagai cagub hanya kecelakaan politiklah yang membuatnya harus tahu diri jadi wakil. Cara mengritik gubernur pun seolah memang lebih tahu dan lebih jago dari yang sudah melakukan.

Masa lalu, jabatan sebelumnya memang seorang nomor satu, sikap memimpin, memerintah, dan itu sangat terbawa. Tidak heran ketika usai lari dan merasa ada yang tidak beres atas nama pemerintah provinsi meminta maaf. Apa artinya? Siap-siap kolaborasi Anies-Sandiaga tidak akan bisa berjalan sebagaimana idealnya.

Rekam jejak yang sudah ditampilkan, pengalaman di perusahaan, masih ditambah jaminan parpol yang memang parpolnya, berbanding terbalik dengan Anies yang jauh berbeda. Parpol bukan milik Anies.  Kepemimpinan Anies sebagai rektor juga tidak identik dengan birokrasi sebagaimana dikuasai dan dimiliki Sandi.

Anies bukan sosok yang memilih bersikap dengan tegas dan keras untuk menahan laju wakilnya ke depan. Lihat saja selama ini telah disajikan, lebih banyak Sandi yang memang sejak awal ke mana-mana tanpa dukungan penuh partai, baik Gerindra, atau koalisi kekeluargaan yang belum sempat tumbuh itu, dan akhirnya PKS. Sama sekali kerja tidak ada keterlibatan parpol, selain kerja sendiriannya Sandy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun