Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Andre Rosiade dan Rachel Maryam, Gambaran Politikus Muda Pemikiran Tua

22 Oktober 2019   19:21 Diperbarui: 22 Oktober 2019   19:40 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dua tayangan media sosial dari mereka, membuat orang mau tertawa kasihan, mau marah juga toh tahu kualitasnya. Ini adalah kisah kedua dalam waktu yang belum demikian lama, ketika salah satu anggota  Gerindra mengenakan kaca mata, bagian dari "iklan". KPK langsung menyindir mengenai etika pejabat dan penyelenggara negara.

Artis yang berpindah pada jalur cukup ekstrem tanpa mau belajar bisa membuat berabe. Kalau tidak hati-hati jatuh pada  rezeki tidak boleh ditolak, padahal suap. Gambaran yang membuat miris ketika banyak orang berlomba-lomba menjadi anggota dewan, namun abai etika mendasar seperti ini.

Muda belum tentu pola pikir juga kekinian
Sejatinya ketika politikus itu masih dalam tataran cukup muda, bukan muda banget, namun belum juga tua. Masih banyak ilmu dan perkembangan kekinian yang mereka kuasai dan mampu mereka jangkau. Berbeda dengan generasi 50-60an. Mereka ini era yang jauh lebih kini, memang bukan juga generasi 90-an.

Toh mereka masih cukup mumpuni jika berbicara media sosial, teknologi informasi, dan aneka kemajuan yang milik generasi kekinian. Toh mereka juga aktif dalam media sosial, artinya mereka jelas melek dan paham apa itu rekam jejak.

Miris yang mereka tampilkan, seolah orang itu hidup dalam zaman batu. Minimal era Orba lah di mana anggota dewan mau apapun tidak ada yang tahu. Tuh Mulan "jualan" kaca mata, ini kan media sosial untuk bisnis, kekinian, generasi lampau mana ada dan tahu?

Jika paham "jualan" tentunya mereka juga seharusnya tahu dengan adanya rekam jejak bukan? Nah ternyata Andre dan Rachel masih perlu banyak belajar, sehingga tidak menjadi demikian gamblang mempermalukan mereka sendiri.

Rekam Jejak Politik
Kedua politikus itu cek saja jika mau tahu lebih banyak, dalam artikel ini, hanya mau membandingkan dengan apa yang mereka lakukan, ketika Prabowo membawa Gerindra merapat dan mendapatkan jatah kursi kabinet. Mereka selama ini seolah belum belajar kredo dalam berpolitik, di mana tidak ada yang abadi, selain kepentingan.

Mereka menampilkan citra pemerintah, dan kadang Jokowi sebagai musuh yang tidak pernah benar. Dan bahwa Prabowo dan partainya adalah solusi atas kelemahan pemerintah sesuai klaim mereka. Paling miris adalah, masyarakat tidak makan semen dan infrastruktur. Ini jelas bukan soal politik namun kualitas di bawah standar alias goblok.

Itu hanya salah satu, bisa bertanya pada mbah gugle betapa maaf, tololnya mereka berdua ini di dalam menyampaikan pemikiran terutama dalam media sosial. Dan itu gamblang bisa dicek, dan bisa dilihat lagi, ketika tiba-tiba menjadi pemuja pemerintah.

Kritik  Nyinyir, dan Kebencian
Mereka berdua, bisa dicek dalam media sosial mereka, sepanjang lima tahun lebih apa isinya. Benarkah kritik? Jika kritik perlu adanya sebuah solusi, adanya data yang valid, obyektif, seminim mungkin kepentingan sendiri dan kelompok. Jika tidak ada tawaran solusi, minimal juga bisa bertindak berimbang.

Bagaimana itu nyinyir, hanya waton sulaya, apapun yang dilakukan pemerintah selalu salah. Apalagi membelokkan persepsi, menyembunyikan sebagian data, dan memanipulasi hasil. Lagi-lagi saya suka istilah manusia gua Plato yang mereka ciptakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun