Pilpres makin dekat, banyak pemilih itu fanatis, kalau tidak itu tidak, tanpa mau tahu mengapa memilih si A dan bukan si B, pun ada pula yang baperan, dikit-dikit ancam pindah haluan, atau golput. Cukup menarik dengan dinamika yang ada. Lembaga survey mungkin perlu memetakan model pemilih ini, sehingga bukan hanya mengejar massa mengambang, namun juga buat lucu-lucuan.
Tensi makin tinggi apalagi hanya sedikit survey yang berbeda hasilnya dan memenangkan figur yang secara umum diprediksikan kalah. Tudingan ini dan itu, sehingga malah lebih hangat karena menilai survey begini dan begitu. Padahal ada juga sisi unik dan lucunya jika digali dengan sisi yang berbeda.
Kelompok pemilih idealis kaku.
Model ini menghendaki presiden itu sempurna, tidak boleh keliru, selalu menyenangkan dan membahagiakan. Mendengar keputusan ata pernyataan sedikit saja mengecewakan kemudian menyatakan golput, pindah dukungan, dan merasa kecewa. Biasanya pegiat media sosial yang kuat macam ini. Politik juga hanya  cari popularitas sesaat, bukan benar-benar tahu dengan baik dinamika berpolitik.
Jangan heran model ini juga orang berpendidikan tinggi. Namun masih juga melihat politik secara hitam putih semata. Padahal dunia politik jauh lebih banyak abu-abu dan di bawah meja yang sebenarnya. Permukaan itu malah belum sepenuhnya memberikan makna yang sesungguhnya.
Kelompok pemilih realistis.
Pemilih model ini menyatakan dukung dan pilihannya jelas karena apa. Parameternya pasti misalnya karena kinerja, prestasi, atau karena memang melihat apa yang sudah dilakukan. Model pemilih yang tidak asal memilih dan mengandalkan ajian pokok e saja.  Kelompok rasional yang memberikan dampak juga bagi berbangsa dan bernegara karena akan bisa bersikap kritis.
Pemilih demikian, juga tidak akan segan untuk melakukan kritik membangun, dan memberikan dukungan bukan karena menginginkan jabatan atau adanya upah dalam bentuk apapun. Hal ini banyak dari bawah hingga atas. Dan ini kekuatan demi kelangsungan bangsa sehingga tidak bubar.
Pilihan rasional mengapa tidak memilih yang lain, juga bukan asal-asalan, kebencian, atau hanya ikut-ikutan, namun ada alasan yang mendasar dan demi bangsa dan negara. Dengan demikian, pemilih model ini tidak akan mudah mutung, ngambeg, dan pindah pilihan, atau golput.Â
Kelompok oportunis
Ini dalam segala lapisan ada, hanya memikirkan dapat jabatan sesuai juga dengan levelnya. Jika nasional masuk jajaran BUMN, menteri, ataupun tim ini dan itu. Lapisan bawah jelas karena uang atau jabatan sesuai tingkatnya. Sangat banyak, dan itu jelas terbaca ketika pada saat yang tidak diinginkan itu terjadi.