Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Ugal-ugalan ala Partai Ini

30 Oktober 2018   20:13 Diperbarui: 31 Oktober 2018   08:19 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lihat kualitas dan masa lalu Taufik yang mantan terpidana korupsi. Ini terpidana lho, bukan tersangka, mereka tidak peduli. Apakah sudah tidak lagi punya kader mumpuni atau memang kepemimpinan yang buruk? Nampaknya memang kepemimpinan yang ugal-ugalan.

Beberapa kisah bawah tanah, alias desas-desus, jelas tidak akan ada dalam media arus utama, kalau ketua di daerah, atau provinsi dengan mudah ada SK begitu saja untuk mengangkat orang baru. Orang lama sudah diabaikan begitu saja. Memang akan sulit mendapatkan fakta ini, namun dari beberapa kasus, bisa diyakini bahwa model habis manis kau ditendang itu nyata adanya.

Bagaimana pembelaan mereka pada Buni Yani dulu sebelum Ahok terpidana, namun kini, bagaimana status BY yang masih tersandera kasusnya, mana mereka peduli. Pun dengan Jonru, yang terbaru jelas ada pada RS. Semua merasa bersih dan RS lah pelaku tunggal.

Kepemimpinan itu perlu yang namanya bijak. Cepat tapi mengandung banyak risiko belum tentu baik, pun lambat juga belum tentu buruk. Nah di sinilah kualitas kepemimpinan itu terlihat dengan baik dan gamblang. Kapan cepat kapan lamban itu bisa terjadi dengan semestinya. Pemimpin yang baik tidak akan grusa-grusu. Kebat klewat, dan ugal-ugalan itu bukan contoh kepemimpinan yang baik.

Menyaring dan memilah serta memilih yang baik dengan cermat, bukan asal menguntungkan ikut terlibat, kalau buruk pura-pura bersih dan meninggalkan begitu saja. Pemimpin yang baik akan selalu ada dalam kondisi apapun bagi rekan, sejawat, dan anak buah. Tidak lari ketika tidak enak.

Dari gambaran keadaan tersebut, jelas ke mana pilihan harus diberikan bukan? Apa iya memilih pada orang dan kelompok ugal-ugalan, mereka tahu ada yang tidak benar tapi membiarkannya karena ada kemungkinan keuntungan yang bisa diperoleh. Sangat tidak patut jika demikian.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun