Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Awareness"-ku dalam Berkompasiana

15 Januari 2018   08:58 Diperbarui: 15 Januari 2018   11:11 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Awareness-ku dalam berkompasiana, salah satu bagian dalam buku Awareness,  kesadaran yang melepaskan label sangat berkaitan dengan kegiatan di Kompasiana. Dengan hormat pada para Admin tolong media di sini, Kompasiana adalah media penyadaran sehingga saya masukkan dalam  kanal Humaniora, bukan Media.

Spritulalitas Budhis salah satunya adalah mengupas sumber derita. Dulu, sebelum kenal K, ngeblog pribadi, ada pembaca dua digit saja sudah seneng banget. Ketika mulai berkompasiana, pembaca tiga digit itu hal yang sangat menyenangkan dan bisa menjadikan ketagihan. Ini awal nagih yang bisa menjadi candu, jika tidak sampai tiga dikit menjadi semua terpengaruh. Ada paksaan untuk mendapatkan hits yang tinggi. Ini membuat tidak bangun dalam menulis. Ada tujuan yang harus, sehingga membuat derita, tidak bebas, dan bisa berpengaruh pada banyak hal.

Melihat rekan-rekan mendapat centrang hijau, apalagi jika mendaftar pada saat yang beredekatan, rasanya ada tidak enak, minder, dan merasa tulisannya jelek, dan sebagainya. Contreng menjadi tujuan. Kembali bersungut-sungut, apalagi jika ada K-ners lain yang mengisahkan suka citanya mendapatkan contreng hijau. Dulu gak akan bisa HL lho kalau belum contreng hijau. Mengurangi kebebasan karena gegara contreng.

Setiap saat melihat menterengnya kolom HL yang sangat tinggi, kembali perasaan kecil, minder, dan merasa tidak bisa berbuat begitu sering timbul. Suatu  saat ada HL artikel mengenai kalau tidak salah sekolah ikatan dinas, seneng, merasa bisa ternyata. Hanya sebentar, kemudian terselip lagi, timbul lagi keinginan.

Keinginan bisa setiap hari sekian artikel, satu, dua, tiga, atau setahun 500 artikel. Ini menjadikan menulis kewajiban, memaksakan diri, ketika tidak ada ide mencari---cari, dan abaik akan banyak hal. Kembali tertidur dengan label yang ingin dicapai.

Contreng biru yang mulai diperoleh teman-teman dan dikisahkan di dalam artikel kembali membuat nyali ciut, ah ternyata aku tidak bisa, aku memang jelek, aku begini dan begitu. Tuh teman-temanmu sudah biru.

Namanya manusia, kembali timbul mau setiap hari bisa nagkring di kolom NT. Jika tidak susah, merasa sedih, dan merasa tulisannya buruk. Keinginan-keinginan yang sangat logis namun bisa berbuah banyak hal. Bisa merugikan diri atau orang lain.

Pujian atau dikungan dalam kolom komentar bisa berarti banyak pun jika celaan, tuduhan, atau umpatan sangat berpengaruh. Apakah seharusnya demikian? Ternyata tidak, itu semua tidak mempengaruhi jati diri. Itu kan tulisan yang dikomentari, meskipun ada juga yang karena alasan khusus tidak berkomentar pada isi, namun menuduh pribadi, ini salah satu hal yang menjadi penguat.

Apa yang terjadi di dalam dinamika ngompasiana, ternyata banyak "lebel", banyak keinginan, banyak kehendak yang bisa membuat saya abai  akan jati iri yang sesungguhnya. "Label" yang membesarkan jiwa saya dalam sejenak saja.  Pujian yang menyenangkan da tuduhan yang menjengkelkan, semua itu tidak penting.

Kebebasan. Bisa merasakan menulis itu ya menulis, soal label, pembaca, atau pujian dan celaan, hingga hadiah, semua adalah bonus. Bagi diri sendiri juga tidak menambah apapun bukan? Jika melekat pada label yang setiap saat bisa bertambah bisa membuat frustasi jika tidak bisa mencapainya.  Semua adalah tidak penting,semua itu bonus saja.

Usaha dan melakukan yang terbailk, mengenai hasil, bukan ranah pribadi saya. Ada anggota lain yang berinteraksi, ada Admin yang memiliki sudut pandang, keluasaan makna, dan banyak lagi, dan itu tidak bisa dipaksa sesuai dengan keinginan dan kehendak pribadi. Jika ingin sekehendak sendiri misalnya harus pilihan, harus artikel utama, dan ini itu, akan capek, tulisan amburadul iya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun