Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Belajar di Kompasiana: Genap 1500 Artikel dalam 40 Bulan

2 Oktober 2017   14:00 Diperbarui: 2 Oktober 2017   14:04 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Tidak terasa artikel ke 1500 tayang pas 40 bulan menjadi anggota. Artikel ke-500 pas setahun, seribu pas dua tahun, mau 1500 pas tiga tahun, ada peristiwa duka yang membuat lebih sebulan tidak ngompasiana. Akhirnya tertunda empat bulan akhirnya selesai juga artikel ke 1500.

Jadi ingat kembali ketika seminggu pertama artikel sensi yang karena tidak tahu dunia Kompasiana kala, masuk TA, trending artikel,pertama kali. Pembaca pertama mendekati seribu, ada artikel tanggapan lagi. Sampai ndredegtangan mau menjawab komentar yang seperti tidak pernah habis-habis itu. Dorongan dan dukungan Kompasianer lain membuat kerasan dan tidak kapok. Malah nagih untuk nulis dan nulis lagi. TApertama ini rasanya tidak terlupakan.

Dulu syarat HL itu harus sudah verifikasi hijau. Siapa sih, anggota baru tidak ingin merasakan "nikmatnya" HL? Ketika dapat tawaran verifikasi hijau, itu sama juga tiket untuk masuk jajaran elit bisa menayangkan artikel yang berpotensi menjadi HL. HL pertama mengenai pendidikan berasrama yang menghasilkan pelanggar hukum. Rasanya tetap tidak sedasyat TApertama malah.

Perjalanan panjang dengan drama pilpres dan "kerusuhan" undangan makan siang di istana dan dugaan akun Gayus mewarnai perjalanan panjang berkompasiana. Hiruk pikuk yang membuat keluar masuk anggota baru dan lama yang makin menipis, persaudaraan dengan anggota baru yang benar-benar berbeda.

Rekan-rekan seangkatan, bahkan di belakang mulai meninggalkan level hijau dan naik menjadi biru. Beberapa rekan menanyakan mengapa contreng mereka hilang, ternyata akan menjadi biru, si hijau sempat menghilang dan dapatlah biru. Jujur saya tidak begitu berharap mendapatkan contreng biru karena apa yang saya tulis jauh dari konsistensi untuk dapat memperoleh "tahta" terhormat biru itu. Politik iya, sepak bola iya, kadang bulu tangkis juga, apalagi pendidikan dan humaniora, hukum, dan kesehatan tidak ketinggalan, pernah juga miksi dengan dongeng, humor untuk bahan candaan dengan rekan-rekan. Tidak ketinggalan pernah juga muisi dan satire beberapa kali, dongeng pun pernah. Coba mana konsistensi lapak bisa dijaga, apalagi masa itu ditekankan bahwa biru hanya diberikan kepada akun yang benar-benar tepercaya, jadi kalau level biru menulis tidak pas ya lucu. Sama sekali tidak kepikiran mendapatkan label biru itu, apalagi prasyarat untuk HL tidak ada.

Tiba-tiba sore ada pesan di Kompasiana untuk memperbarui data untuk memperoleh verifikasi biru. Tidak lama kemudian ada pesan dari rekan-rekan eh masuk nominasi salah satu pilihan dalam K-nival. Sama sekali tidak tahu, kecuali rekan-rekan menyapa dan mengatakannya. Merasa tidak patut di tengah penulis-penulis hebat waktu itu. Mbak Mike dengan gaya lugas, keras, dan lengkap data berpanjang lebar dengan gambar-gambar keren. Bang Ninoy dengan riang gembiranya, Profesor Peb dengan candaan celananya hingga kini gak ketemu, dua kali masuk nominasi lagi. 

Mas Ryo Kusuma dengan wawancaraa Metrotv-nya, pembaca yang begitu besar, ada Profesor Felix Tani dengan serial humor revolusi mental dan serial penelitiannya. Mbak Suci dengan analisis kerennya yang memberi warna berbeda. Masih ada Bung Reza Zontor yang mengaku pengamat gunung, Mas Yon Bayu yang kala itu asyik di fiksi, kadang saja molitik, atau Mas Achmad Syaifullah Syahid dengan langganan HL dalam artikel humanioranya. Bincang-bincang dengan rekan-rekan Kompasianer lain, ah bukan pesimis, realistis banget menghadapi kandidat-kandidat lain yang jauh lebih menjanjikan, apalagi jika melihat berseliweran artikel dukungan bagi Kompasianer lain, makin jadi tahu diri lah....

Kompasianival, persaudaraan nyata bukan maya.

Capaian pribadi bukan untuk dibandingkan....

Tentu 1500 saja hanya kebanggaan pribadi, sama sekali tidak ada arti di depan Kompasianers lain yang jawaran HL atau hlt, FA juga. Atau hits sampai lima atau enam digit. Apa yang saya tulis sebagai sarana belajar sendiri. Sama sekali tidak hendak untuk dibandingkan dengan tulisan rekan lain. Malah jadi minder kalau membandingkan dengan kualitas dan capaian rekan lain. Kepuasan itu cukup puas dengan apa yang sudah dilakukan yang terbaik dari diri sendiri.

Persaudaraan dan pertemanan....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun