Persoalan sosial politik adalah persoalan manusia sepanjang masa. Sebagai mahluk sosial manusia hidup dalam kebersamaan dengan sesamanya. Agar hidup bersama menghasilkan kebaikan bersama secara maksimal, perlu ada tata-aturan yang ditaati bersama. Inilah hakekat politik, yaitu penataan hidup bersama agar manusia semakin dimanusiakan. Maka tidaklah tepat mengerti politik sebagai usaha kotor dan licik untuk memaksakan kehendak kelompok atau pribadi. Sebaliknya, politik adalah usaha luhur manusiawi untuk menata hidup bersama agar manusia semakin bermartabat.
Pengertian Politik
Politik sering disalahartikan sebagai kelicikan memanfaatkan dan memanipulasi segala keadaan dengan segala cara untuk mencapai tujuan demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Yang benar: Politik adalah aktivitas manusiawi untuk menata hidup bersama secara bertanggungjawab demi kebaikan manusia baik sebagai kelompok maupun pribadi. Arti etimologis: Polis = kota/negara yang tertata dan tersusun di mana setiap warga negara ambil bagian menjalankan tugas sesuai dengan kedudukannya demi kesejahteraan bersama dan masing-masing warga.
Politik dan Kodrat Manusia
Salah satu ciri khas manusia menurut Aristoteles adalah politik. Manusia disebut sebagai phsei politikn zon (mahluk berpolitik). Dasarnya: manusia sebagai makhluk sosial, rasional, dan berbicara. Hidup bersama selalu membutuhkan tatanan bersama; dan oleh manusia, tatanan tersebut diusahakan secara bersama-sama dengan melalui pembicaraan. Politik adalah usaha penataan tersebut (ingat, kata parlemen). Dalam politik, selalu ada kompromi, kesepakatan, atau suara terbanyak.Â
Negara atau polis adalah hal paling utama yang dihasilkan oleh akal manusia (Aristoteles). Orang yang tidak bisa hidup dalam negara atau tatanan berpolitik, dia mungkin adalah malaikat atau binatang: bukan manusia. Menurut St. Thomas, Filsafat Politik sangat penting dan menjadi landasan ilmu-ilmu lain, karena ditujukan demi kebaikan bersama.
Politik, Etika, dan Hukum
Alasan pembedaan, politik menyangkut masyarakat secara umum, sedangkan etika menyangkut keputusan pribadi dalam mengatur tindakannya. Hukum menyakut aturan yang dirumuskan secara verbal dan positip serta mengikat bagi semua warga, sedangkan etika mengetuk nurani dan menuntut pertangungjawaban pribadi. Secara klasik politik membawahi etika dan hukum. Polis merupakan wadah yang melingkupi seluruh kepentingan warganya.Â
Karena itu politik menjadi ilmu yang tertinggi dari segala ilmu praktis dalam negara/polis. Supremasi politik mengalami krisis dalam kekristenan. Kebaikan tertinggi bukan lagi kebaikan warga dalam satu polis atau negara, tetapi Allah sebagai Summum Bonum.
Dan tanah air yang sebenarnya bukan polis atau negara, tetapi Tanah Air Abadi (St. Agustinus). Politik dan Etika: Sebagai tatanan hidup bersama institusi politik (negara) membutuhkan pedoman yang tetap. Ada hukum yang mengatur hak dan kewajiban warga. Pilihan-pilihan yang diambil oleh penyelenggara negara, selain dibatasi oleh hukum yang berlaku, juga dinilai berdasarkan baik atau buruk yang tidak diatur dalam hukum positif. Maka pertanyaan-pertanyaan filsafat politik mau tidak mau menjadi pertanyaan etika juga.
Paradigma Politik Klasik