Mohon tunggu...
Candra
Candra Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Duc In Altum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bunda Maria dalam Pandangan Santo Paulus

5 Maret 2023   21:30 Diperbarui: 5 Maret 2023   21:35 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Santo Paulus menegaskan bahwa Maria adalah Bunda Allah yang mejelma menjadi manusia. Dalam permenungannya, St. Paulus hanya sekali saja berbicara tentang Maria dalam suratnya kepada Jemaat di Galatia 4:4-5. Ia menjelaskan bahwa "setelah genap waktunya Allah mengutus Putra-Nya, yang lahir dari seorang perempuan". 

Namun, St. Paulus tidak menyebutkan nama perempuan yang dimaksudkannya tersebut. Alasannya ada dua: pertama, menurut St. Paulus, keberadaan Yesus sebagai Putra Allah sebelum berinkarnasi (Allah menjadi manusia) serta kehidupan manusiawi yang dijalani-Nya sebelum pra-Paskah adalah kunci untuk mengerti inti teologi Wahyu Allah dalam sejarah manusia.

Alasan St. Paulus melihat pra-eksistensi (sebelum hadir ke dunia) Putera Allah dan puncak Wahyu Allah pada diri-Nya dalam peristiwa inkarnasi, Paulus menegaskan bahwa di dalam bingkai sejarah keselamatan, Putera Allah yang sebelumnya (pra-eksistensi) ada bersama dengan Allah dan sehakekat dengan-Nya adalah sungguh-sungguh Allah. 

Meskipun demikian, dalam peristiwa inkarnasi, Putera Allah yang sebelumnya bersama ada bersama Allah itu harus "tunduk kepada hukum Taurat". Keyakinan iman ini dituangkan dalam suratnya kepada Jemaat di Roma dan Filipi, Putera Allah "yang menurut daging, diperanakkan dari keturunan Daud" (Rom 1:3), itu "sama dengan Allah" (Fil 2:6), "Dia diutus Allah dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa". Dia yang diutus ke dunia, menjadi manusia sama seperti manusia dan menjadi mediator keselamatan.

Kedua, St. Paulus menyingkapkan kodrat manusiawi Yesus dengan menjelaskan akar pra-eksistensi-Nya sebagai Putera Allah tanpa mempersoalkan akar kemanusiaan-Nya, terutama saat momen kelahiran Yesus. Bagi St. Paulus seluruh pusat peristiwa kehidupan Putera Allah terjadi di dalam Allah dan tindakan-Nya demi keselamatan manusia.

Meskipun St. Paulus tidak menyebutkan nama Maria, di dalam suratnya kepada Jemaat di Galatia, namun St. Paulus menghubungkan pra-eksistensi Putera Allah dengan sejarah keselamatan dunia serta menghubungkan Anak Allah dengan ibu-Nya. Keyakinan akan pra-eksistensi Putera Allah, ke-sehakekatan-Nya dengan Allah serta kelahiran-Nya dalam peristiwa inkarnasi menuntun St. Paulus kepada sebuah pengakuan iman bahwa "perempuan" yag dimaksud dalam suratnya kepada Jemaat di Galatia ini adalah Bunda Allah. Pernyataan dan pengakuan ini kelak dijadikan dogma dan inti ajaran iman Gereja tentang Maria.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun