Mohon tunggu...
Patricia Kinanthi
Patricia Kinanthi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Halo! Namaku Kinanthi! Saat ini, saya masih seorang pelajar, meski begitu saya mau mencoba untuk menulis artikel-artikel khususnya tentang pelajaran. Jadi, cara penulisanku mungkin masih belum bagus, tapi saya tetap berharap ada yang membaca tulisanku dan menyukainya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Krisis Air Bersih Ciliwung Akan Ubah Iklim Bumi?

26 Mei 2023   21:59 Diperbarui: 26 Mei 2023   22:03 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kalau kalian membaca judulnya, kalian pasti bertanya-tanya. Apa hubungan air sungai Ciliwung yang tercemar dengan bumi yang saat ini mengalami perubahan iklim? Nah, untuk memulai penjelasannya, pertama, apa yang kalian pikirkan saat mendengar kata pencemaran? Bisa jadi kalian membayangkan sesuatu yang tercemar atau sesuatu yang terkotori. Sekarang, kalau kalian mendengar kata pencemaran lingkungan atau polusi? Kalian pikir maksudnya apa? Kalau berpikir pencemaran lingkungan itu masalah kecil, kalian salah! Pencemaran lingkungan adalah salah satu masalah besar yang sedang dihadapi dunia! Oleh karena itu, kita harus mulai bertindak untuk menghadapi masalah ini. Nah, sebelum itu, mari mengenal apa itu pencemaran lingkungan.

Apa itu Pencemaran Lingkungan?

Pencemaran lingkungan atau polusi adalah masuk atau dimasukkannya bahan berbahaya ke lingkungan atau secara mudahnya dimasukkannya polutan ke dalam lingkungan oleh karena hal yang murni alami dari alam maupun kegiatan manusia yang menghasilkan sampah atau limbah yang dihasilkan oleh pabrik (Boudreau, McDaniel, Sprout, & Turgeon, 2022). Semakin lama, pencemaran lingkungan semakin parah, dan hal ini berdampak pada berbagai aspek. Contohnya, terganggunya keseimbangan lingkungan, yang disebabkan kesuburan tanah yang berkurang, dan karena kesuburan tanah mempengaruhi tumbuhnya tumbuhan yang diperlukan oleh hewan, maka hal ini juga bisa menyebabkan punahnya/berkurangnya beberapa spesies hewan dan tumbuhan (Pusat Krisis Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, 2017).

Pencemaran lingkungan akan memengaruhi manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, sebab manusia dan lingkungan terhubung satu sama lain, dan jika salah satu terganggu yang lainnya juga akan ikut terganggu. Contohnya, jika lingkungan sudah kotor sepenuhnya, bahkan udara, air, dan tanahpun juga tidak bisa dimanfaatkan, baik untuk konsumsi maupun untuk beraktivitas. Semua makhuk hidup memerlukan ketiga unsur itu, khususnya tumbuhan, dan jika jumlah tumbuhan berkurang lalu punah seluruhnya, hewan maupun manusia yang perlu tumbuhan sebagai konsumsi dan sebagai penyuplai oksigen, akan kekurangan suplai makanan karena tumbuhan ialah produsen, dan tanpa makanan maupun air dan udara yang bersih, tidak akan ada yang bisa hidup.

Polusi atau pencemaran yang utama dibagi menjadi 4, yaitu pencemaran udara, tanah, suara dan air. Polusi udara terjadi ketika polutan (zat/bahan) yang berbahaya tercampur dengan udara dan angin, dan sebagai hasilnya udara tersebut terbawa angin dan dihirup banyak mahkluk hidup sehingga dampaknya dapat berupa gejala sesak napas yang bisa menyebabkan kematian. Selanjutnya adalah polusi tanah, yang terjadi saat zat-zat berbahaya seperti limbah industri atau pestisida masuk ke dalam tanah dan merusak zat-zat hara di dalam tanah. Efeknya, pertumbuhan berbagai tanaman terganggu, selain itu zat-zat berbahaya ini juga dapat masuk ke dalam jaring-jaring makanan, dan menimbulkan berbagai penyakit untuk hewan maupun manusia. Kemudian, ada juga polusi suara yang disebabkan suara keras yang mengganggu ketentraman lingkungan sekitar, seperti menganggu aktivitas hewan yang sedang berburu sehingga gagal fokus), dan merusak pendengaran hewan maupun manusia (Boudreau, McDaniel, Sprout, & Turgeon, 2022). Kemudian yang terakhir adalah polusi atau pencemaran air, yang ini akan dijelaskan secara lebih rinci.

Air merupakan unsur utama dari sebagian besar organisme hidup, tetapi sekarang kualitas air sudah menurun dikarenakan pencemaran air. Mengapa ini bisa terjadi? Sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama karena limbah yang dihasilkan manusia, bahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang meninggal dunia setiap hari karena pencemaran air. (Fadilah, 2020). Beberapa sumber air masih layak minum, ada yang cukup bersih untuk dipakai sehari-hari, dan ada juga air yang benar-benar sudah kotor dan hampir tidak bisa digunakan lagi. Contohnya adalah salah satu sungai yang ada di Jawa Barat, sungai Ciliwung.

Pencemaran Air Sungai Ciliwung

Sungai Ciliwung adalah sungai mengalir dari Jawa Barat sampai ke DKI Jakarta, nama sungai Ciliwung berarti air keruh. Pada Pertempuran Batavia pasukan Kesultanan Mataram sempat membendung Sungai Ciliwung untuk memutus pasokan air namun gagal. Setahun kemudian, pasukan Kesultanan Mataram sengaja mencemari Sungai Ciliwung yang akhirnya menyebabkan wabah kolera di Batavia dan menewaskan pemimpin VOC, Jan Pieterszoon Coen pada 21 September 1629 (Rahmawati, 2017). Hal ini menjadi salah satu penyebab pencemaran sungai Ciliwung yang tercatat dalam sejarah.

Dulunya, sungai Ciliwung masih sangat dalam dan menjadi habitat berbagai jenis, sungai ini juga pernah menjadi sumber air bersih, sarana transportasi, dan penggerak ekonomi, khususnya di bidang pertanian dan perikanan. Sayangnya keadaan sungai Ciliwung saat ini sudah sangat buruk, sampai-sampai dianggap sebagai pembawa bahaya dan pusat masalah sosial serta ekonomi di Jakarta. Sekarang ini jumlah bakteri E. coli di sungai Ciliwung sudah melebihi jumlah maksimal dan di banyak tempat sudah tidak bisa dipakai untuk mandi. Satu-satunya ikan yang dapat bertahan hanya ikan sapu-sapu dikarenakan air sungai Ciliwung sudah tercemar berat. Efeknya tidak hanya sampai situ, dikarenakan sampah yang dibuang ke sungai oleh penduduk, sungai Ciliwung mengalami pendangkalan, juga penguapan air yang berlebih hingga sering menyebabkan banjir (Ulum, 2022).

Pencemaran air di Ciliwung disebabkan oleh berbagai macam faktor. Salah satunya adalah kebiasaan warga yang tinggal di sekitar sungai yaitu membuang sampah ke sungai. Tetapi bukan hanya warga yang menjadi penyebabnya, industri yang tumbuh subur di sepanjang tepian sungai Ciliwung kebanyakan membuang limbahnya ke langsung ke sungai. Secara keseluruhan, limbah yang ditemukan di sungai Ciliwung adalah limbah sisa pabrik tahu, meubel (furniture), dan limbah rumah tangga (Lantara, 2013). Selain itu, ada juga pembangunan rumah di pinggiran sungai Ciliwung, dan menyebabkan banjir yang semakin parah (Tohirin, 2020).

Kalau begitu, mengapa tadi dikatakan sungai Ciliwung mengubah iklim bumi? Efek pencemaran air tidak hanya merusak dan mengotori lingkungan sekitar sungai, tapi karena banyak perairan yang tercemar, efeknya juga bisa menimbulkan pemanasan global. Nah, apa itu pemanasan global? Pemanasan global adalah kenaikan suhu permukaan bumi yang disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca yang memerangkap panas, awalnya ini hal yang baik karena bumi jadi bisa ditinggali dengan lebih nyaman karena hangat. Tetapi, sejak revolusi industri suhu bumi bertambah lagi 1 derajat Celsius, dan lama-kelamaan jumlahnya belipat ganda (Turrentine, 2021). Berdasarkan penelitian di Hongkong, air yang tercemar terbukti menghasilkan emisi gas rumah kaca, khususnya air sungai New Territories yang mengandung gas 4,5 kali lebih tinggi daripada konsentrasi gas di atmosfer, dan tim peneliti menemukan, semakin tercemar sungai, maka semakin besar kadar emisinya. Faktanya, rata-rata tingkat kejenuhan CO2, metana, dan nitrus oksida (N2O) di sungai yang tercemar lebih tinggi 1,5 hingga 4 kali lipat dari sungai yang tidak tercemar (Keegan, 2021). Dari pernyataan di atas, terbukti sungai yang tercemar bisa menyebabkan emisi gas rumah kaca, jadi mestinya sungai Ciliwung juga dapat menghasilkan gas rumah kaca. Sebenarnya gas rumah kaca ini apa, sih?

Emisi gas rumah kaca adalah gas-gas pembentuk atmosfer yang menyelimuti seluruh bumi dan memerangkap panas matahari sehingga suhu bumi bisa tetap hangat, cara kerja atmosfer ini sama dengan rumah kaca, sehingga peristiwa ini disebut efek rumah kaca (greenhouse effect) (NASA, n.d.). Masalahnya, makin lama, gas-gas ini semakin banyak yang menjadi bagian dari atmosfer, dan akhirnya lebih banyak panas matahari yang terperangkap. Ujung-ujungnya, bumi jadi semakin panas setiap harinya. Secara keseluruhan, bisa kita simpulkan bahwa peristiwa ini juga disebut pemanasan global. Penyebabnya bukan hanya air yang tercemar, tapi juga terjadi akibat penebangan hutan sehingga kemampuan alam menyerap emisi semakin berkurang, selain itu juga ditambah pemakaian listrik untuk bangunan, penggunaan transportasi, dan produksi makanan yang memerlukan energi dari bahan-bahan penghasil emisi. Sebagai hasilnya, suhu bumi semakin panas yang menyebabkan es dan glestser mencair dan meningkatkan volume air laut, sementara meningkatnya suhu juga menyebabkan semakin banyak air menguap dan meningkatkan curah hujan. Sehingga terjadi hujan badai dekstruktif yang dapat menghancurkan rumah, kerugian dalam bidang ekonomi, yang bisa sampai menyebabkan kematian. Selain itu pemanasan global juga juga mengurangi ketersediaan air bersih akibat banyak yang menguap, yang kemudian menyebabkan kekeringan secara berkala yang menyebabkan badai pasir yang ekstrem sehingga gurun semakin luas dan membuat tanah untuk bercocok tanam berkurang. (United Nations, 2022)

Tidak hanya berhenti sampai situ, peningkatan suhu yang dikarenakan pemanasan global akan mengakibatkan perubahan iklim yang membuat pola cuaca berubah dan mengganggu keseimbangan alam (United Nations, n.d.). Perubahan iklim mempengaruhi seluruh penjuru dunia, dan dampaknya sedang terjadi sekarang, seperti lapisan es di Antartika Timur yang mencair, runtuhnya bebatuan di pegunungan Alpen, gelombang dingin dan gelombang panas yang terjadi di berbagai negara, terjadinya kekeringan, meningkatnya resiko kebakaran hutan dan lahan, terancam punahnya berbagai spesies seperti beberapa spesies kupu-kupu yang terancam punah di pegunungan Alpen (BBC News, 2023). Perubahan iklim ini tidak akan bisa diubah dalam waktu singkat, juga mustahil untuk mengembalikan alam menjadi sama persis dengan ribuan tahun lalu, tetapi setidaknya kita perlu bertanggung jawab atas bumi tempat kita tinggal, dengan cara mengurangi dampaka yang dihasilkan. Salah satu penyebabnya, pencemaran air juga perlu ditangani, khususnya untuk air yang tercemar.

Macam-macam Solusi Dari Berbagai Belahan Dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun