Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Beli Alutsista Mahal Tidak Dipakai Perang?Rugi Dong Negara?

4 Februari 2022   18:34 Diperbarui: 19 Februari 2022   15:33 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : liputan6.com

Saat ini Indonesia adalah macannya Asia Tenggara. Dengan posisi 15 dunia, Indonesia memiliki bargaining power dibidang pertahanan dan keamanan militer. Mengapa demikian? 

Beberapa bulan sebelum saya menulis artikel ini, Indonesia menempati posisi ke-16, sekarang sudah naik ke peringkat 15 dari 140 negara. Dengan total populasi 275 juta orang dan 1 juta personal militer. 

Alutsista Udara yang dimiliki Indonesia diantaranya adalah Fighters/Interceptors sebanyak 41 unit, Dedicated Attack 23 unit, transports 66 unit, trainers 126 unit, special mission 17 unit, tanker fleet 1 unit, helicopter 172 unit, attack helicopter 15 unit.

Sedangkan alutsista angkatan darat diperkuat dengan tank 314 unit, armored vehicle 1444 unit, self-propelled artillery 153 unit, towed artillery 413 unit, rocket projector 63 unit. Sementara alutsista angkatan laut memiliki frigates 7 unit, corvettes 24 unit, submarines 4 unit, patrol vessels 181 unit, mine warfare 11 unit. Masa keemasan alutsista Indonesia meski tidak sehebat zaman Bung Karno di masa pembebasan Irian Barat, namun angka tersebut sudah menjadi efek penggentar dan menempatkan Indonesia di posisi 15.

Beli alutsista mahal-mahal, terus jarang dipakai, dan tidak sedang kondisi perang. Memang tidak rugi ya negara?

Sederet alutsista yang dibeli zaman Menhan Pak Prabowo adalah dua pesawat Airbus A400M dengan konfigurasi multiperan tanker dan kapal angkut. 

Ditambah lagi dengan 500 unit kendaraan taktis (rantis) 4x4 Maung buatan PT. Pindad, kapal perang fregat dari Italia. Menhan menyerahkan 40 unit Maung Pindad kepada KSAD Jendral TNI Andika Perkasa.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan pembelian alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) merupakan kewajiban pemerintah. Karena itu, dia menilai usulan anggaran Rp1.700 triliun seharusnya dilihat lebih teliti.

Alutsista yang mahal memang menjadi dilema bagi pemimpin negara. Mengutamakan pembangunan kesejahteraan atau menjaga kemampuan pertahanan supaya kedaulatan NKRI tidak diganggu?

Kebijakan modernisasi alutsista yang disebut Minimum Essential Force (MEF) tersebut direncakan hingga 15 tahun kedepan. Dimana Rencana Strategis (Renstra) tersebut dibagi kedalam 3 bagian yaitu 2010-2014, 2015-2019, dan 2020 -2024. Anggaran 1.700 triliun itu gabungan dari renstra 3 dan 4 (hingga tahunn 2044).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun