Mengawali hari pada tahun baru ini dengan serangkaian resolusi dari kisah inspiratif seorang kakek yang tidak ingin disebut seorang kakek karena semangatnya yang masih muda. Beliau adalah Soesilo Ananta Toer, pria kelahiran Blora, 17 Februari 1937.Â
Meski telah menginjak usia 84 tahun menuju 85 tahun, semangatnya berapi dan membara untuk menjalani kehidupan dan menikmati kehidupan dengan caranya yang luar biasa.Â
Seorang doktor lulusan Uni Sovyet ini tetap hidup sederhana dan membumi. Berbagai aktivitas beliau jalani seperti menulis, menjual buku, menyunting, memulung dan memelihara ternak. Dari kisah inspiratif beliau, benang merah yang dapat diambil sebagai pembelajaran dan resolusi diawal tahun ini yaitu:
1. Menumbuhkan Daya Juang dan SemangatÂ
Usia bukanlah penghalang seseorang untuk aktif berkarya dan meraih tujuan hidup. Saya akui, asam garam kehidupan yang telah beliau jalani membuat saya angkat topi. Beliau menuturkan menulis merupakan kenikmatan hidup yang dicari. Memulung adalah kenikmatan abadi.Â
Guru harus dikalahkan oleh murid, kalau guru tidak bisa dikalahkan oleh murid, tandanya masyarakat itu tidak berkembang. Semangat ini yang diwariskan oleh beliau untuk menjalani kehidupan ini dengan semangat dan berkembang. Memupuk growth mindset untuk generasi terkini yang ditopang oleh kemajuan dan perkembangan teknologi.Â
Ciri utama yang harus dibangkitkan lagi dari growth mindset adalah selalu mencari tantangan dan mau berkembang di bawah tekanan, lebih termotivasi saat segalanya menjadi semakin sulit, tidak membiarkan satu kesalahan atau kemunduran menghentikan potensi yang ada didalam diri.Â
Percaya bahwa kerja keraslah yang penting karena bakat alami tidak cukup, mencintai apa yang dilakukan dan tidak ingin berhenti melakukannya.
2. Menetapkan strategi dan tujuan untuk memperoleh  Kenikmatan Lewat Konsisten Dalam Berkarya.
Beliau mulai menulis pada saat berusia 13 tahun. Tulisan pertamanya  diterbitkan di Majalah Kunangkunang terbitan Balai Pustaka berjudul "Aku Ingin Jadi Jenderal". Beberapa karya-karya yang telah lahir dari konsistensinya adalah :
- Suka Duka si Pandir (novel, 1963) Â ;
- Komponis Ketjil dan Tjerita-tjerita Lain (Kumpulan cerita anak-anak, 1963) ;
- Seribu Wajah Pram dalam Kata dan Sketsa (Memoar, 2009) ;
- Bersama Mas Pram: Memoar Dua Adik Pramoedya Ananta Toer (Memoar 2009) ;
- Di Antara Pena, Perempuan dan Keberanian (Biografi) ;
- Pram dan Seks (Biografi) ;
- Legenda Gunung Kemukus (Cerita legenda) ;
- Putri Sendang Wungu (Cerita legenda) ;
- Legenda Kedungombo (Cerita legenda) ;
- Pram dan Seks 2 (Biografi) ;
- Pram dan Seks 3 (Biografi) ;
- Mutiara dari Blora; Pataba
- Pram dari Dalam (biografi, 2013) ;
- Pram dalam Kelambu (biografi, 2015) ;
- Pram dalam Bubu (biografi, 2015) ;
- Komponis Kecil Edisi Baru (cerita anak-anak, 2015) ;
- Pram dalam Belenggu (biografi, 2016) ;
- Pram dalam Tungku (biografi, 2016) ;
- Dunia Samin (novel, 2016) ;
- Anak Bungsu (novel, 2017) ;
- Republik Jalan Ketiga (Esai politik ekonomi, 2017) ;
- Indra Tualang si Doktor Kopi (cerita anak-anak, 2017) ;
- Kompromi (novel, 2017) ;
- Serigala (novel, 2017) ;
- Rona-rona (puisi, 2017) ;
- Nasib Seorang Penebang Kayu (cerita anak-anak, 2018) ;
- Dari Blora ke Rusia (Memoar, 2019) ;
- Serenade (kumpulan cerpen, 2019) ;
- Kritik Sekitar Hari Pendidikan Nasional dan Pendidikan Nasional (esai pendidikan, 2019) ;
- Raja Gembul (cerita anak-anak, 2020) ;
- Dari Blora ke Siberia (Memoar, 2020)
Selain itu, dimasa senjanya saat ini beliau masih produktif mengurus perpustakaan PATABA yang merupakan kepanjangan dari Pramoedya Ananta Toer Anak Semua Bangsa.Â