Buah hati adalah titipan dari Yang Maha Kuasa. Sejak dia dilahirkan, saya sebagai ibunya, berusaha sekuat tenaga melindunginya dari bahaya apa pun dan menjaganya dari gangguan siapa pun.
Tetapi ada si pengganggu yang selalu setia mengintai anak saya. Pengganggu ini merupakan makhluk kecil namun berakibat besar. Makhluk yang satu ini pengganggu bagi siapa saja, mulai dari bayi, anak, remaja, dewasa, lanjut usia, pasti terganggu dengan keberadaannya. Nyamuk namanya.
Bagi orang dewasa nyamuk bisa dengan mudah diketahui kedatangannya, hingga bisa langsung dilakukan tindakannya. Bisa dengan menggunakan obat nyamuk atau segera mematikan. Namun bagi bayi, anak usia dibawah tiga tahun, tidak bisa bertindak apapun ketika nyamuk datang. Nyamuk berbahaya, bagi siapa saja yang terkena gigitannya.
Saya mulai waspada jika mulai mendengar beberapa tetangga anaknya dirawat inap karena terkena DBD (Demam Berdarah Dengue). Saya seperti diingatkan kembali untuk kembali siaga meneliti lingkungan rumah sekitar rumah saya. Adakah genangan air di wadah-wadah yang bisa menyebabkan nyamuk bersarang? Adakah tempat-tempat nyamuk sembunyi? DBD tidak akan menular jika kita tidak terkena gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
Bagaimana cara untuk menghindari gigitan nyamuk Aedes ini? Saya jadi ingat Gerakan 3 M:.
- Menutup
Menutup rapat-rapat bak mandi atau tempat penampungan air lainnya, agar nyamuk tidak masuk dan bersarang di dalamnya. Nyamuk suka sekali menetaskan telurnya di air bersih yang menggenang.
- Menguras
Menguras bak mandi, minimal seminggu sekali, untuk mencegah nyamuk bertelur di bak mandi.
- Menimbun
Menimbun wadah atau kaleng bekas yang berisi air ke adalam tanah agar nyamuk tidak bertelur dalam genangan air itu.
