Mohon tunggu...
pasha rizki mufrezza tanjung
pasha rizki mufrezza tanjung Mohon Tunggu... pelajar

sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Lezatnya Burasa

6 Oktober 2025   07:51 Diperbarui: 6 Oktober 2025   07:51 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan kuliner tradisional. Setiap daerah memiliki makanan khas dengan cita rasa, bahan, dan filosofi yang unik. Salah satu makanan tradisional yang cukup populer, terutama di Kalimantan, adalah *burasa*. Hidangan ini bukan hanya sekadar makanan, melainkan juga bagian dari identitas budaya masyarakat setempat yang diwariskan turun-temurun.

Burasa adalah makanan berbahan dasar beras yang dimasak dengan santan, kemudian dibungkus menggunakan daun pisang, lalu direbus hingga matang. Sekilas bentuknya menyerupai lontong atau ketupat, tetapi burasa memiliki tekstur dan rasa yang berbeda. Karena dimasak dengan santan, rasa burasa cenderung lebih gurih dan aromanya sangat khas. Biasanya burasa disajikan sebagai makanan pendamping lauk pauk, terutama hidangan berkuah seperti opor ayam, rendang, ikan asin, maupun sambal goreng. Rasanya yang gurih membuat burasa bisa dinikmati hanya dengan taburan serundeng atau sambal sederhana.

Di Kalimantan, burasa memiliki posisi istimewa dalam kehidupan masyarakat. Makanan ini sering disajikan pada perayaan hari besar keagamaan, khususnya Idulfitri dan Iduladha. Dalam tradisi masyarakat Bugis-Makassar yang merantau dan menetap di Kalimantan, burasa juga menjadi simbol kebersamaan keluarga. Tidak heran jika saat menjelang Lebaran, aroma wangi burasa yang direbus memenuhi udara di banyak rumah. Proses pembuatannya pun sering dilakukan secara gotong royong, di mana anggota keluarga saling membantu menyiapkan bahan, membungkus, hingga merebus burasa dalam jumlah besar.

Keunikan burasa terletak pada filosofi di baliknya. Bungkusan daun pisang yang rapat melambangkan eratnya hubungan kekeluargaan dan kebersamaan. Tekstur beras yang lembut setelah dimasak dengan santan dianggap sebagai simbol kerendahan hati dan kesederhanaan. Burasa juga menjadi simbol ketahanan pangan masyarakat, karena dapat bertahan lebih lama dibandingkan nasi biasa. Dalam kondisi tertentu, burasa bahkan dijadikan bekal perjalanan atau kegiatan di ladang karena praktis dan awet.

Selain nilai budaya, burasa juga memiliki nilai gizi yang cukup baik. Kandungan karbohidrat dari beras memberikan energi yang cukup besar, sementara santan mengandung lemak nabati yang menambah rasa gurih sekaligus energi tambahan. Jika dipadukan dengan lauk yang kaya protein, seperti ikan atau ayam, burasa menjadi makanan yang seimbang untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Di era modern, burasa tetap bertahan sebagai makanan khas yang dicintai masyarakat Kalimantan. Banyak penjual makanan tradisional yang menawarkan burasa sebagai menu utama atau pelengkap. Bahkan di beberapa rumah makan khas Bugis-Makassar di Kalimantan, burasa menjadi hidangan andalan yang selalu dicari. Hal ini menunjukkan bahwa warisan kuliner seperti burasa tidak hanya sekadar tradisi, melainkan juga bagian dari kekayaan gastronomi Indonesia yang patut dijaga dan dilestarikan.

Pada akhirnya, burasa bukan hanya makanan pengganti nasi, tetapi juga simbol budaya, kebersamaan, dan warisan leluhur. Melalui burasa, kita belajar bahwa setiap makanan tradisional memiliki cerita panjang yang melekat pada kehidupan masyarakat. Menikmati burasa berarti ikut menjaga keanekaragaman kuliner nusantara sekaligus menghargai nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

Apakah kamu mau saya tambahkan resep sederhana burasa khas Kalimantan juga di akhir artikel supaya lebih lengkap?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun