Mohon tunggu...
Paryono Yono
Paryono Yono Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk berbagi

Blog pribadi https://dolentera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengelola Rasa Takut

14 April 2019   05:28 Diperbarui: 14 April 2019   09:03 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini saya menyoroti, beberapa pejabat merancang masa depan anaknya. Para politisi mempersiapkan masa yang akan datang bagi buah hatinya. Orang yang terpandang pun ikut mempromosikan anaknya agar dikenal luas.

Sebenarnya wajar saja. Sebagai orang tua, mereka tentunya ingin anaknya bisa mewarisi kekuasaannya. Mereka tentu ingin melanggengkan kejayaan yang diraihnya. Dan yang pasti mereka tidak ingin disebut orang tua yang gagal. Orang tua yang kalah. Gagal dan kalah, karena anak keturunannya tenggelam dari riuhnya gemerlap zaman.

Untuk mewujudkan keinginan tersebut. Tak jarang mereka menggunakan segala cara. Jabatan dan kekuasaan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kesempatan berkuasa digunakan semaksimal mungkin untuk menempatkan posisi anaknya.

Sebenarnya tidak mengherankan juga mereka khawatir. Perihal kegagalan, memang bisa diterima siapa saja. Sang gagal tidak memandang kepada siapa. Dia tidak datang khusus hanya kepada si jelek, kumal, dekil, miskin, dan tidak berpendidikan. Kegagalan juga bisa menimpa kepada mereka yang gagah, rupawan, berharta, berpangkat, terpandang, dan terpelajar.

Namun kegagalan akan terasa biasa jika diterima oleh orang miskin. Ketidakberhasilan akan wajar jika diperoleh orang yang minim pengalaman. Kekalahan juga akan dimaklumi jika diteguk oleh orang yang tidak berpendidikan.

Orang yang miskin, tidak berpendidikan, serta limit pengalaman memang sangat tidak mengagetkan jika menderita kegagalan. Akan banyak ditemukan alasan di sana sini yang mendasari kegagalan tersebut. Karena berjibunnya kelemahan yang ada, menjadi tidak istimewa untuk dibahas. Juga kurang menarik menjadi objek kajian.

Namun akan terasa menarik jika kegagalan berlaku bagi orang berharta. Akan menjadi sorotan jika sang gagal adalah orang terdidik dan terpelajar. Akan menjadi bahan analisa serta pergunjingan jika dialami oleh pejabat atau orang terpandang.

Sorot mata akan selalu tertuju kepada orang berpengaruh. Banyaknya pandangan mata yang menusuk, nampaknya menjadi tambahan beban berat yang harus mereka pikul. Muatan tanggung jawab yang diemban, terkadang membuat mereka melakukan apa saja untuk mewujudkan kesuksesan anaknya.

Akhirnya di usia senja, orang tua sibuk perihal masa depan anaknya. Si bapak menghabiskan waktu menawarkan sang anak agar mendapat tempat strategis. Segala strategi dijalankan agar buah hati masuk lingkaran kekuasaan. Terkadang tipu muslihat sampai dirancang. Kecurangan pun tak segan untuk diperbuat. Yang penting dapat memuluskan langkah dan tujuan.

Saya pun malah berpikir mengenai orang tua semacam ini.


Apakah benar, mereka orang yang sukses dan bahagia ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun