Mohon tunggu...
Parlin Sitio
Parlin Sitio Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengaruh Covid-19 terhadap Panic Buying di Indonesia

6 April 2020   13:01 Diperbarui: 6 April 2020   13:01 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

oleh parlin sitio (c0e017002)

dosen : DR. Nurida Isnanei,SE.M.si

Mewabahnya virus corona di seluruh dunia pada awal tahun ini menghasilkan beragam aksi  seluruh masyarakat dunia pada umumnya termasuk di negara kita salah satunya panic buying. Panic buying apabila diartikan adalah membeli sesuatu  yang berlebihan untuk dikonsumsi. seiring dengan merebaknya virus covid-19 yang telah memasuki indonesia,kita melihat begitu banyak masyarakat yang takut dan melakukan aksi panic buying dengan memborong seluruh kebutuhan pokok yang kita jumpai di pusat perbelanjaan.

panic buying merupakan suatu tindakan pemborosan yang dilakukan oleh masyarakat golongan berpenghasilan diatas rata-rata  namun merugikan bagi kalangan masyarakat menengah maupun kelas bawah, dapat kita jumpai di pusat perbelanjaan betapa banyaknya dan overload kebutuhan yang merekan beli akibat covid-19 ini

selain kebutuhan pokok, kebutuhan lainnya seperti alat pelengkap diri (apd) bagi tenaga medis pun juga ludes. dan lebih parahnya lagi ada beberapa oknum yang menjualnya kembali dengan harga selangit. ditambah lagi ada isu akan diberlakukan lockdown di beberapa daerah di indonesia yang mengakibatkan harga kebutuhan pokok juga naik. dampaknya sangat terasa bagi kalangan kelas menengah dan kelas bawah  apabila kebutuhan pokok habis karena panic buying bagaimana mereka bisa bertahan hidup?

meningkatnya kasus positif covid-19 dinegara kita,membuat beberapa daerah seperti dijakarta diberlakukan lockdown, imbasnya perekonomian menjadi turun dan maraknya sikap panic buying. Merke kuatir akan kekurangan kebutuhan harian dan membeli dengan sesuka hati, harga yang tinggipun tidak masalah bagi kaum kalangan atas yang penting mereka bisa selamat dan bersikap masa bodoh.

sebenarnya pemerintah sudah mengatakan untuk tidak perlu berlebihan membeli kebutuhan, karna masih banyak yang lebih membutuhkan. namun sikap pemerintah masih lemah dalam menyikapi aksi panic buying ini. Banyak berita yang mengatakan beberapa kebutuhan yang langka dan harga yang masih tidak terkontrol, ini mengakibatkan banyak masyarakat yang menjerit bahkan ada juga masyarakat miskin yang dipedalaman belum mengetahui bahaya dampaknya virus covid-19

kurangnya perhatian pemerintah dan sikap panic buying ini akan tetap ada, dan bisa jadi kebutuhan pokok dikuasai oleh kaum kapitalis karena merka memiliki banyak uang, ini sungguh teramat menyedihkan mengingat negara kita populasi penduduknya terbanyak di dunia masih belum mengerti dengan maraknya virus covid-19 ini. Walaupun ada beberapa bantuan dari pemerintah, dan sukarelawan belum cukup juga untuk mengontrol aksi panic buying ini.

kita melihat bahwa belum adanya vaksin untuk melawan virus covid-19, itu berarti akan selalu ada aksi panic buying ini. walaupun pemerintah sudah mengeluarkan peraturan untuk menghukum mereka yang membeli barang dan menjual kembali dengan harga mahal itu masih belum cukup untuk membuat mereka jera.mereka menganggap mereka punya uang dan sah sah saja untuk membeli kebutuhan. Jadi siapakah yang harus dipersalahkan untuk kondisi seperti ini?

untuk itu diperlukan sikap mengontrol diri agar tidak melakukan aksi panic buying ini.

Seharusnya kita para konsumen haruslah bijaksana dalam menyikapi wabah virus covid-19 hanganlah terlalu berlebihan sehingga kita melupakan mereka diluar sana yang lebih membutuhkan. Lihat saja  kebutuhan alat pelengkap diri petugas medis salah satunya masker. Masker medis sangatlah langka. kalaupun ada harganya sangatlah meninggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun