Mohon tunggu...
Parents Happy Channel
Parents Happy Channel Mohon Tunggu... Guru - share about Life Energy, Parenting, Character Building, Public Speaking, Travelling, Counseling, Ethic, Hobby, and everything

i am a wife and mommy of my daughter, also as a mom for my students at school and sunday school. i work as a trainer, teacher, coach, facilitator, and public speaker. I am a blogger too. My everyday activity before sleep is editing my daughter's video for her Youtube Channel ; "OFIR HAPPY CHANNEL". (Please subscribe friends) something need discuss? Please do not hesitate to contact my email address "ms.rintansari@gmail.com" . Thank you

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ibu Rumah Tangga Juga Bisa Berprestasi

12 Juli 2019   01:50 Diperbarui: 12 Juli 2019   01:59 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hei?! Apa prestasimu?

Apa yang akan kita jawab jika ada orang yang tiba-tiba menanyakan prestasi kita disaat kita tidak punya persiapan untuk menjawab?

Biasanya yang langsung terlintas dalam pikiran kita saat itu pastilah mulai mengingat-ingat prestasi akademik kita baik itu di sekolah maupun diperkuliahan, mungkin kita pernah mendapatkan juara kelas, pernah menang lomba diluar sekolah, pernah membawa nama baik sekolah lewat olimpiade, dan sebagainya.

Betul atau betul?

Kalau begitu, tepatlah yang tertulis di Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari apa yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya) lalu disusul lagi dengan kata akademis dan belajar.

Lalu jika kita sudah menyelesaikan semua jenjang pendidikan, apakah kita tidak punya kesempatan untuk mengukir prestasi lagi?

Bagaimana dengan orang-orang yang seperti saya? Tidak sedang kuliah, status pekerjaan Ibu Rumah Tangga penuh waktu yang hari-harinya selalu memegang sapu, pel, sabun cuci, jemuran, belanjaan dari pasar tradisional, walaupun mainannya tetap smartphone berinternet 4Gplus dan Laptop yang bisa ini itu.

Banyak wanita yang mengalami keadaan seperti saya. Lalu merasa minder, menutup diri dari pergaulan, takut dicela, takut nanti dijadikan bahan tertawaan, dan sebagainya. Tapi sebenarnya, kehidupan seperti kami ini banyak yang menginginkannya, khususnya para wanita karir yang LDR-an dengan keluarga.

Balik lagi, pertanyaannya adalah, apa prestasi yang bisa dicapai orang-orang rumahan seperti kami ini? Kami tidak bisa kemana-mana, kami tidak punya uang yang bebas pakai, semua sudah ada batasnya. Kaki hanya bisa melangkah sejauh sekolah anak, uang hanya bisa dipakai untuk belanja kebutuhan dapur dan rumah tangga, ikut lomba? Boro-boro... ngajarin anak kerjakan PR saja sudah kesulitan, maklum faktor "U".

Saya mau katakan, semua pembenaran diri yang kita sebutkan itu semata-mata hanyalah pengakuan adanya zona aman dalam diri kita. Dan mungkin karena adanya kesalahan persepsi bahwa prestasi hanya berbentuk akademis.

Karena sesungguhnya, keberhasilan dari apapun yang kita kerjakan itu juga merupakan prestasi bagi diri kita. Jangan meremehkan diri sendiri, bukalah mata kita untuk melihat kedalam diri kita masing-masing. Ada banyak potensi yang terkandung dalam diri kita yang bisa membuat kita berhasil dan berprestasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun