Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cinta Dua Malam di Kapal KM Kelud, Oh Indahnya!

29 Mei 2019   18:47 Diperbarui: 29 Mei 2019   18:56 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di Geladak KM Kelud (Dokpri)

Saya yakin seyakin-yakinnya, Anda memutuskan untuk mengeklik kisah ini lantaran penasaran dengan judulnya. Pengen tahu seperti apa kisahnya.

Berkorban sedikit kuota internet demi menuntaskan rasa penasaran. Walau judul artikel ini sebetulnya sudah amat akrab terutama bagi mereka penggemar sinema asmara yang rajin tayang di sebuah stasiun televisi.

Baiklah, saya akan langsung memulai saja kisahnya. Tapi ingat, bila ada kesamaan kisah dan tokoh dalam cerita, dipastikan itu hanya kebetulan belaka. Bukan setting-an ataupun pesanan lembaga survei. Juga bukan orderan SCTV. Hehehe.

Malam merambat subuh, sejumlah penumpang kapal KM Kelud masih asyik mengobrol di antara hembusan angin laut yang hangat. Tak dingin tapi lumayan kencang. Mereka mengobrol mengambil tempat masing-masing, ada yang duduk lesehan di geladak luar kapal, yang sambil berdiri membentuk lingkaran banyak juga.

Sayup-sayup saya mendengar obrolan sepasang muda-mudi, yang memilih menjauh di sudut belakang kapal. Si wanita mencubit manja sang lelaki, di bagian perutnya. Lelaki itu tampak tertawa kecil, mungkin sedikit merasa geli. Asyik!

Angin malam terus mengikuti kapal, menyatu dengan deru ombak yang menghantam badan kapal. Mereka tak peduli itu, kapal yang bergoyang sedikit malah menambah hangatnya suasana. Ada rasa yang sulit dijelaskan dalam suasana seperti itu.

Lampu kapal yang lumayan temaram membawa pasangan muda-mudi itu kian menghanyutkan rasa. Terombang-ambing mirip buih air di lautan. Memutih sebentar lalu menghilang. Makanya harus pintar cari waktu yang pas agar tepat dan cepat. Emang mau ngapain tuh lelaki?

Busyet, ternyata mau menyalakan sebatang rokok. Susah sekali karena kencangnya hembusan angin. Harus gerak cepat menyalakan korek gas kalau tak mau tertiup angin, lalu mati.

Obrolan kedua insan beda kelamin itu semakin menjurus. Tentang masa depan yang sepertinya tak ada bolongnya. Indah semua tanpa harus pusing akibat utang yang seluas samudera. Mereka tertawa bersama, oh indahnya!

Memandang lautan lepas di pagi hari (Dokpri)
Memandang lautan lepas di pagi hari (Dokpri)
Malam semakin subuh, pasangan itu lalu bergandengan tangan, menyusuri geladak kapal berbalut suasana romantis. Semakin syahdu. Oh my God! Selanjutnya, saya tidak tahu lagi apa yang terjadi. Yang jelas, mereka menuju kamar di Kelas 1A, dengan hanya dua tempat tidur dengan fasilitas setara hotel. Privasi terjaga.

Itu baru malam pertama mengarungi lautan Jawa menuju Selat Sunda. Masih ada malam kedua, berlayar di laut Bangka menuju Sumatera. Rasa yang sama masih terpampang sama seperti malam pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun